MOJOKERTO, FaktualNews.co – Jembatan penghubung antara Desa Kalikatir dan Desa Dilem yang berada di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur kembali ambrol.
Ambrolnya jembatan tersebut dikarenakan pondasi jembatan tersebut tergerus aliran air sungai.
Akibat ambrolnya Jembatan Dilem tersebut, saat ini jembatan hanya bisa dilewati kendaraan roda dua saja. Bagi kendaraan roda empat yang akan menuju ke Desa Dilem, harus memutar melalui Desa Begagan Limo terlebih dahulu.
Kepala Desa Dilem, Zainul Arifin, saat dikonfirmasi menjelaskan, ambrolnya Jembatan Dilem tersebut terjadi pada Rabu, 10 Januari 2018 malam. “Saat itu memang sedang hujan, awalnya saya tidak tahu kalau jembatan ini ambrol. Kamis pagi, baru tahu kalau jembatan ini ambrol,” ungkapnya, Jumat (12/1/2018).
Agar tidak menbahayakan, akhirnya pemerintah desa melakukan penutupan jalan bagi kendaraan roda empat. “Kalau keberadaan roda dua masih aman kalau lewat sini. Demi keselamatan, akhirnya yang ambrol ini kami tandai sementara pakai pagar sederhana dari kayu,” katanya.
Disinggung terkait pembenahan jembatan yang ambrol itu, Arifin mengatakan bahwa saat inibtelah mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto. “Kemarin Kepala Bappeda Kabupaten Mojokerto sudah menyampaikan, kalau ini (perbaikan jembatan) masuk anggaran 2018. Kami tinggal menunggu realisasi saja,” jelasnya.
Jembatan tersebut, awalnya ambrol hanya selebar 1,5 meter. Namun, karena gerusan air sungai, sedikit demi sedikit jembatan tersebut terus ambrol hingga selebar kurang lebih dua meter. “Untung saja ada besi kanal, kalau tidak ada besi kanal itu pasti jembatan ini sudah putus total,” imbuhnya.
Sebelumnya, Jembatan Dilem sudah pernah ambrol dan terputus total akibat kejadian banjir bandang pada 26 Maret 2017 lalu. Namun, karena Pemkab Mojokerto mengambil alih pembenahan jembatan tersebut, pemerintah desa setempat hanya bisa menunggu realisasinya.
“Tapi kami tidak tinggal diam, kami tetap membiat jembatan darurat dari bambu, kemudian beberapa saat lagi jembatan darurat itu kami ganti menggunakan kayu. Kami juga meminjam besi kanal ke Dinas PUPR, sifatnya pinjam-pakai, itu untuk membenahi jembatan ini. Dananya ya dari swadaya masyarakat,” tutur Arifin.