Peristiwa

RSUD Tuban Bantah Pasien Meninggal Usai Terjatuh dari Ranjang Ruang Observasi

TUBAN, FaktualNews.co – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Koesma Tuban membantah kabar terkait adanya pasien meninggal akibat terjatuh dari tempat tidur di ruang Observasi pasca melahirkan.

“Bukan jatuh dari tempat tidur dia dirawat,” kata Direktur RSUD dr. R. Koesma Tuban, dr. Saiful Hadi, kepada sejumlah wartawan yang melakukan konfirmasi, Senin (15/1/2018).

Saiful menjelaskan, pasien menjalani operasi sesar dan selesai sekitar pukul 10.30 WIB. Hasilnya, bayi mungil itu selamat. Sedangkan kesadaran sang ibu bayi cukup bagus sehingga dibawa ke ruang Flamboyan untuk observasi.

Selanjutnya pasien itu dibaringkan di tempat tidur perawatan. Ketika itu, salah seorang Bidan yang bertugas juga sudah memberikan pemahaman agar pasien tidak bergerak dan memencet tombol atau berteriak ketika membutuhkan sesuatu.

“SOP kami memang tidak memperbolehkan keluarga masuk, pasien diminta untuk memencet tombol di bead atau teriak ketika membutuhkan sesuatu,” imbuhnya.

Kemudian, sekitar jam 11.30 Wib, petugas mendengar teriakan pasien minta tolong. Bidan kemudian masuk ke ruangan dan melihat pasien sudah berada 1,5 meter dari tempat tidur sambil memegang infus.

“Kami menduga pasien itu turun sendiri dari tempat tidur, kemudian berjalan 1,5 meter tidak kuat dan baru jatuh,” jelasnya.

Mendapati hal itu, Bidan dibantu suami pasien langsung mengangkat pasien itu kembali ke tempat tidur. Pasien berdalih ingin ditunggui keluarga ketika ditanya petugas rumah sakit.

“Padahal SOP-nya 12 jam baru boleh ditunggui keluarga dan belajar bergerak. Pasien memaksa turun hanya beberapa jam setelah operasi karena ingin ditunggui keluarga,” ungkap Saiful.

Setelah terjatuh, pasien kemudian kembali dibaringkan ke tempat tidur. Antara jam 12.30 WIB, pasien merasa gelisah dan dilakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan, hemoglobin pasien terus mengalami penurunan.

“Diperiksa, ternyata ada gumpalan darah di rahim pasien,” terangnya.

Mantan Kepala Dinas Kesehatan ini menjelaskan, dari itu kemudian dilakukan operasi kedua. Hal itu untuk mengeluarkan gumpalan darah dan memotong rahim pasien karena ada kelainan.

“Apabila tidak dioperasi, pasien akan semakin kehilangan banyak darah dan mengancam nyawanya,” paparnya.

Disinggung perihal apakah dua operasi besar boleh dilakukan hanya dalam kurun waktu beberapa jam saja, Saiful menyatakan hal itu bisa dilakukan.

“Boleh, karena ini adalah emergency dan mengancam nyawa pasien. Tentu setelah kami mendapat persetujuan keluarga,” tandasnya.

Kendati sudah dioperasi, namun ternyata nyawa pasien tetap tidak tertolong. Jenazah kemudian dibawa ke rumah duka oleh keluarga.

Diberitakan sebelumnya, Siti Rodiyah (22) pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R Koesma Tuban, meninggal akibat terjatuh dari tempat tidur di ruang Observasi pasca melahirkan.

Warga Desa/Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur belum lama menjalani operasi sesar. Menurut keterangan saudara korban, Sucipto, awalnya pada Minggu (14/1/2018) sekira pukul 09.00 WIB, korban menjalani operasi sesar. Setelah itu korban dibawa menuju ke ruang observasi.

Namun, sekira pukul 14.05 WIB korban sudah terjatuh dari tempat tidur di ruang observasi dengan kondisi pendarahan. Setelah terjatuh dan mengalami pendarahan Siti Rodiyah merangkat menuju ke pintu untuk meminta pertolongan.

Namun, tidak ada perawat yang mengetahuinya. Pihak keluarga, ingin mengusut keteledoran pengawasan pasien saat berada di ruang observasi.