FaktualNews.co

Pasukan Patroli Perbatasan AS Sabotase Bantuan Kemanusiaan untuk Imigran

Internasional     Dibaca : 950 kali Penulis:
Pasukan Patroli Perbatasan AS Sabotase Bantuan Kemanusiaan untuk Imigran
Ilustrasi – Seorang penjaga bersenjata di wilayah perbatasan. (Rasit Aydogan – Anadolu Agency)

WASHINGTON, FaktualNews.co – Pasukan patroli perbatasan AS (USBP) dengan sengaja merusak botol-botol air yang ditinggalkan di padang pasir Arizona bagi imigran yang harus menghadapi panas terik, menurut sebuah kelompok kemanusiaan pada Rabu.

Laporan yang dibuat oleh kelompok No More Deaths dan La Coalición de Derechos Humanos dilansir dari Anadolu, Kamis (18/1/2018), mengatakan aksi sabotasi para personel patroli itu dilindungi. Mereka melakukan itu dalam upaya mencegah dan menghukum imigran yang menyebrang dari Meksiko ke AS secara ilegal.

“Dari data yang kami kumpulkan antara 2012 dan 2015, dalam 415 kesempatan relawan menemukan galon-galon air yang dirusak rata-rata dua kali dalam seminggu,” bunyi laporan itu. “Galon-galon air itu disayat, dituangkan airnya, diinjak, atau dirusak.”

Menurut mereka, sebanyak 3.586 galon (13.574 liter) air dibuang selama masa penelitian di kawasan gurun Arivaca, Arizona.

Laporan itu menuduh personel USBP juga menyabotase bantuan kemanusiaan lainnya seperti makanan, obat-obatan, dan selimut.

Selain itu, mereka juga mengatakan personel USBP sering melecehkan dan melakukan tindak kekerasan terhadap para relawan yang berada di lapangan untuk membantu imigran-imigran gelap.

Kedua kelompok kemanusiaan itu menuntut agar pihak berwenang mencabut fungsi pasukan perbatasan AS dan menggelar program bagi keluarga semua korban yang hilang atau tewas karena aksi sabotase yang termasuk dalam kebijakan pecegahan “Prevention Through Deterrence”.

Badan Imigrasi dan Cukai AS (ICE) belum menanggapi laporan terbaru ini.

Kebaijakan “Prevention Through Deterrence” mengharuskan para imigran masuk melalui celah-celah perbatasan yang paling sulit guna mencegah mereka masuk ke AS.

Menjaga perbatasan dan memblokir jalur masuk imigran gelap menjadi salah satu janji kampanye Presiden Donald Trump, yang berencana membangun tembok perbatasan seharga hampir USD20 miliar dan memaksa Meksiko untuk membayar.

Meksiko sudah menolak rencana itu dan Trump dikabarkan ingin meminta dana pembangunan tembok itu dari badan Kongres AS.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul
Sumber
Anadolu