SUMENEP, FaktualNews.co – Azam Khan & Partners, selaku kuasa hukum M. Adnan dan Ach. Farid Azziyadi, membeberkan pembahasan dalam persidangan di Bawaslu Jatim, Rabu (17/1/2018) kemarin. Pihaknya menyampaikan, komisioner Panwaskab Sumenep melalui juru bicaranya terkesan alergi media.
“Mereka (komisioner paswaskab,red) mengaku, tidak pernah berbicara di media, juga sampai mempertanyakan mengapa media nulis begini dan begitu,” tuturnya dihubungi media melalui sambungan telepon pribadinya, mengulas pembahasan dalam persidangan.
Pihaknya tetap berkeyakinan bahwa media yang mempublikasikan berita terkait dugaan ‘titipan’ dalam rekrutmen Paswascam di Sumenep itu jelas dan memiliki legalitas. “Jika mereka (komisioner) sampai meragukan jurnalis, meragukan kredibilitas media, ini Konyol,” tandasnya.
Menurutnya, dalam undang-undang nomor 2 tahun 2017 pasal 13 tentang kode etik DKPP itu jelas, harus secara terbuka untuk publik. “Caranya bagaimana, ya harus melalui corong media dong, masak komisioner harus dor to dor ke setiap orang, dari rumah yang satu ke rumah yang lain, dari sisi ini saja, mereka susah menjawabnya,” tandasnya.
Ketua Panwaskab Sumenep, Hosnan Hermawan saat dikonfirmasi disela acara pengambilan sumpah dan pembekalan Pengawas Pemilihan Lapangan (PPL) se Kabupaten Sumenep enggan berkomentar lebih jauh.
“Mendengarnya dari siapa, coba silahkan konfirmasi ke yang mengatakan itu, karena pak Imam yang bilang, langsung ke yang bersangkutan ya,” tuturnya sambil menunjuk ke arah komisioner lainnya.
Imam Syafie, Komisioner Panwaskab Sumenep saat dikonfirmasi sejumlah media tidak membantah apa yang disampaikan, pihaknya kemarin dalam persidangan menjelaskan tentang pemberitaan disejumlah media, dimana ia mengaku tidak kenal dengan medianya, tidak kenal dengan wartawannya, dan juga mengaku tidak tahu dimana kantornya.
“Artinya kemarin, saya menyampaikan bahwa pemberitaan selama ini, tidak ada klarifikasi kepala Pakwaskab, sehingga kami kesulitan dan tidak mendapatkan akses ke sejumalah media,” tuturnya, Kamis (18/1/2018).
“Sementara kami tidak tahu kantor masing-masing media, maksud pernyataan ketidakjelasan itu, bukan saya menyatakan bahwa media itu abal-abal,” bukan,” kilahnya.
Pihaknya pun mengaku, selama ini kurang memiliki ruang untuk rekan-rekan media karena kesibukan tahapan-tahapan dalam rekrutmen Panwascam.
“Pada waktu itu, kami sibuk dengan wawancara, yang kedua kami kesulitan akses untuk melakukan klarifikasi, yang ketiga kami tidak kenal dengan wartawannya. Hanya saja kedepan, kita akan mencoba lebih dekat dengan rekan-rekan media di Sumenep,” tukas Imam.