FaktualNews.co

Wabah Campak di Papua, TNI Kerahkan Tim Medis

Peristiwa     Dibaca : 820 kali Penulis:
Wabah Campak di Papua, TNI Kerahkan Tim Medis
DW.com
Ilustrasi

TNI mengerahkan Satgas Kesehatan ke daerah terpencil di Kabupaten Asmat guna membantu memasok tim medis, vaksin, serta makanan instan.TNI mengerahkan tim paramedis untuk membawa makanan dan vaksin ke bagian terpencil Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, Senin (15/01). Laporan mengatakan setidaknya 63 balita meninggal karena kekurangan gizi dan penyakit campak.

TNI mengirim 53 personil paramedis beserta peralatan medis, vaksin, dan 11.100 paket makanan instan. Seluruh paramedis TNI tersebut terdiri dari personel Pusat Kesehatan TNI, Pusat Kesehatan TNI AD, Dinas Kesehatan TNI AL, dan Dinas kesehatan TNI AU. Mereka terbagi lagi ke dalam beberapa spesifikasi pekerjaan, mulai dari paramedis hingga dokter spesialis.

Situasi di Kabupaten Asmat adalah “kejadian luar biasa”, kata Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek. Pihak Kemenkes sendiri telah mengirim 39 petugas kesehatan ke sana.

“Kami menangani situasi,” imbuh Nila. “Ada kaitan antara kekurangan gizi dan penyakit campak. Jika Anda memiliki gizi buruk, Anda akan mudah terkena penyakit itu,” tambahnya.

Papua menuntut perhatian
Tokoh Papua John Jonga menyimpulkan kurangnya vaksinasi dan peralihan makanan pokok dari umbi-umbian bergizi ke beras adalah penyebab gizi buruk dan wabah campak di Kabupaten Asmat.

Dia mempertanyakan mengenai kebijakan Presiden Joko Widodo yang mengirim bantuan ke Palestina dan minoritas Muslim Rohingya di Myanmar, bukan ke Papua pada seminar baru-baru ini di LIPI.

“Kami (warga Papua) kekurangan fasilitas kesehatan,” kata John. “Itu sebabnya dalam seminar tersebut saya bertanya mengapa presiden sibuk dengan Myanmar dan membangun rumah sakit di Gaza. Padahal di Papua kita punya masalah. Kesulitan dengan obat-obatan dan petugas medis.” keluhnya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan bahwa “kami sudah mengantisipasi ini sejak September 2017,” kepada wartawan. “Lokasi di Asmat tidak mudah dipantau. Kami telah meminta Kemenkes untuk mengkoordinasikan krisis kesehatan ini agar bisa dievaluasi.” katanya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Dani Setyanto