FaktualNews.co

Survei LSI: Gerindra Naik ke Papan Atas, Hanura Kritis

Politik     Dibaca : 984 kali Penulis:
Survei LSI: Gerindra Naik ke Papan Atas, Hanura Kritis
FaktualNews/Istimewa/
Simpatisan Partai Gerindra. (Ilustrasi/Antara Foto)

JAKARTA, FaktualNews.co – Partai Gerindra masuk sebagai Partai papan atas di Indonesia menyusul Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar.

Itu merupakan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Berdasarkan survei LSI Denny JA, Partai Gerindra bersama PDI Perjuangan dan Partai Golkar menjadi partai yang konsisten mendapatkan dukungan.

“Ketiga partai konsisten memperoleh dukungan di atas 10 persen dalam 5 kali survei terakhir,” ungkap peneliti LSI Rully Akbar, di Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Rully menjelaskan, Gerindra mengantongi perolehan suara 11,4 persen dalam survei LSI pada pada 7-14 Januari. Survei melibatkan 1.200 responden dengan margin of error +/- 2,9 persen.

Gerindra berpeluang merangsek ke peringkat dua, bahkan memenangi pemilu jika Prabowo Subianto sukses sebagai capres atau cawapres.

“Faktor figur Prabowo masih kuat mendongkrak suara partai. Apalagi asosiasi Prabowo dan Gerindra masih kuat,” demikian dikatakan Rully, seperti dilansir Anadolu Agency.

Rully menambahkan, jika posisi Prabowo menguat di masyarakat, maka semakin membuka peluang Gerindra mendapatkan efek elektoral dalam pemilu.

Sementara itu, PPP, Nasdem, PAN, PKS, dan Hanura masih belum aman untuk lolos parliamentary threshold (PT). Perolehan dukungannya rata-rata masih di bawah 4 persen, kecuali Nasdem 4,2 persen.

“Namun karena margin error survei ini 2,9 persen, Nasdem belum aman,” terang Rully.

Partai Hanura Kritis
Dari lima partai lama yang belum aman, hanya Hanura yang berada dalam kondisi lebih kritis dengan elektabilitas 0,7 persen.

Dalam tiga survei terakhir Denny JA, tambah Rully, elektabilitas Hanura juga selalu di bawah empat persen, bahkan dua persen. “Hanura terancam terlempar dari parlemen dan masuk kategori partai gurem,” jelasnya.

Hal ini, kata Rully, terjadi karena dualisme ketua umum yang tengah mendera Hanura. Situasi ini memperburuk kredibilitas dan konsolidasi Hanura dalam menghadapi pemilu.

“Hanura butuh isu baru yang kuat dan dukungan tokoh yang punya daya tarik elektoral untuk menyelamatkan partai,” papar Rully.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i
Sumber
Anadolu Agency