MOJOKERTO, FaktualNews.co – Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO.
Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk.
Wabah stunting jadi permasalahan serius pada 2018 di sejumlah daerah di Indonesia.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto melalui Dinas Kesehatan Kabupaten (Dinkes) terus melakukan upaya guna mencegah stunting.
Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa mengimbau kepada ibu hamil agar mengikuti semua aturan selama masa kehamilan yang telah disampaikan dokter. “Seperti menjaga pola makan, makan makanan yang gizinya memenuhi standar, itu harus dilakukan ibu hamil,” ujarnya saat sambutan dalam acara Peringatan Hari Gizi ke-58.
Dalam acara yang digelar di Lapangan Desa Pacing, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto itu, Bupati menyampaikan, selain harus makan makanan yang mengandung gizi tinggi, keharmonisan dalam keluarga juga perlu di jaga.
Disinggung terkait jumlah masyarakat di Kabupaten Mojokerto yang mengalami kekurangan gizi, Bupati menuturkan bahwa ada beberapa temuan adanya masyarakat yang kekurangan gizi, namun itu sudah ditangani.
“Data dari Dinas Kesehatan, ada beberapa temuan adanya masyarakat pengidap kurang gizi, tetapi tidak banyak. Sudah teratasi semua,” tandasnya.
Di akhir acara, Bupati Mojokerto mengajak Forkopimda untuk bersama-sama berkomitmen untuk mencegah stunting di Kabupaten Mojokerto. Hal itu ditandai dengan penandatanganan banner besar yang telah disediakan pihak panitia.