Gaya Hidup

Menurut Penelitian, ‘Vaping’ Bantu Orang Dewasa Berhenti Merokok

SAN FRANCISCO – Sebuah penelitian yang dilakukan atas permintaan kongres AS merilis hasil pada Selasa, di mana ditemukan bahwa rokok eletronik (e-cigarettes) dapat mendorong remaja mengisap rokok konvensional, namun di saat yang sama membantu orang dewasa untuk berhenti merokok.

Laporan yang disusun oleh National Academies of Science, Engineering, and Medicine ini adalah salah satu laporan paling komprehensif soal e-cigarette, yang pertama kali diperkenalkan ke pasar AS sejak satu dekade silam.

Mengisap e-cigarrete, yang dikenal dengan “vaping”, kerap dilihat sebagai alternatif lebih sehat ketimbang tembakau. Alat ini pun kerap diiklankan sebagai cara untuk membantu para perokok menghilangkan kebiasaan merokok. Meski para ilmuwan berkata efek kesehatan e-cigarette masih belum diketahui, namun mereka berkata vaping cenderung lebih tidak berbahaya dalam hal racun dan material penyebab kanker yang terdapat di rokok tembakau.

Penelitian yang sebagian didanai oleh Food and Drug Administration (FDA) menemukan bahwa e-cigarette dapat membantu perokok dewasa berhenti merokok. Namun, penelitian juga menemukan e-cigarette yang digunakan oleh remaja dan anak muda (young adults) dapat membuat mereka lebih tertarik kepada produk-produk tembakau konvensional.

“E-cigarette tidak bisa dengan mudah dikategorikan sebagai bermanfaat atau berbahaya,” kata David Eaton, dekan University of Washington, Seattle, dan ketua komite yang menulis laporan tersebut, dalam sebuah pernyataan tertulis.

“Dalam beberapa kasus, seperti penggunaan oleh remaja dan anak muda yang bukan perokok, ada efek samping yang jelas harus diperhatikan. Namun dalam kasus lain, seperti ketika perokok dewasa yang menggunakannya sebagai alat untuk berhenti merokok, e-cigarette memberi kesempatan menurunkan risiko terkena penyakit karena rokok konvensional.”

Penelitian ini menemukan bahwa kadar nikotin dalam e-cigarette masih bisa menimbulkan kecanduan, meski jumlah nikotin ini bervariasi di setiap produk. Walau kegiatan vaping berpotensi melepaskan beberapa material berbahaya di udara, penelitian mengungkap ini jauh lebih tak berbahaya ketimbang menjadi perokok pasif.

Secara umum, penelitian ini menyebut e-cigarette lebih aman ketimbang rokok konvensional, tapi para peneliti berkata memakai vape bukannya tak berisiko.

“Efek kesehatan jangka panjang, terlebih kepada remaja yang berpotensi ketergantungan pada vape, masih belum jelas,” kata laporan itu. “Jika e-cigarette yang digunakan oleh perokok dewasa dapat menjadi jalan awal untuk berhenti dari konsumsi rokok tembakau, maka keuntungannya bagi kesehatan publik bisa dipertimbangkan.”