Nasional

Teknologi Pemantauan Gempa Indonesia Masih Kalah dari Jepang

JAKARTA, FaktualNews.co – Saat ini Idonesia hanya memiliki sekitar 170 unit alat sensor gempa dan tsunami, padahal luas wilayahnya hampir 6 juta kilometer persegi.

Ini sangat jauh berbeda dengan Jepang, meski wilayahnya hanya seluas Provinsi Jawa Barat mereka mempunyai 1.000 lebih alat sensor gempa dan tsunami.

“Kita sudah ketinggalan 20 tahun dalam teknologi pemantauan kegempaan dari Jepang,” kata Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dilansir FaktualNews.co dari Anadolu, Minggu (28/1/2018).

Menurutnya, di Indonesia Timur saat ini alatnya belum begitu rapat. “Masyarakat disana kan perlu dilindungi dari gempa,” tambahnya.

Setiap tahun, lanjut Dwikorita Indonesia rata-rata mengalami gempa lebih dari 2.000 kali, sebanyak 360 gempa di antaranya berkekuatan besar, lebih dari 5 Skala Richter (SR) artinya, Indonesia artinya mengalami gempa.

“Tak hanya itu, alat sensor gempa dan tsunami juga diperlukan pada infrastruktur, seperti jalan tol dan bendungan,” tegasnya.

Jalan tol di Indonesia, menurutnya banyak dibangun di zona gempa dan tsunami, seperti tol pantai barat Sumatera, Pantai Selatan Jawa dan Trans Sulawesi. “Di manapun di Indonesia kita sulit menghindari gempa. Yang penting itu ada gempa tapi tetap aman,” tukas Dwikorita.