SURABAYA, FaktualNews.co – Sebanyak 103 orang tewas dalam serangan bom di Kabul, Afghanistan. Sementara Sebanyak 235 orang lainnya luka-luka dalam ledakan bom yang disembunyikan dalam sebuah ambulans tersebut.
Lewat media sosial, publik Afghanistan melontarkan kemarahan mereka atas serangan bom yang diklaim dilakukan oleh kelompok militan Taliban itu.
“Kami sangat sedih di Kabul karena kami tidak tahu bagaimana memulai hari baru kami,” tulis Freshta Karim lewat akun Twitter seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (29/1/2018).
“Apakah kami tetap di rumah atau pergi kerja, apakah kami harus bertemu teman-teman kami dan menangis atau apakah kami harus memaksa diri kami untuk menciptakan ilusi harapan? Bagaimana Anda memulai hari Anda di Kabul,” tulisnya.
Warga Afghan menyoroti memburuknya keamanan seiring kelompok Taliban dan ISIS meningkatkan serangan-serangan di Kabul, sehingga menjadikan ibu kota Afghan itu sebagai salah satu tempat paling mematikan di Afghanistan bagi warga sipil.
“Di Kabul, memulai satu hari tanpa ledakan, itu akan mengejutkan. Seseorang hanya bisa mengkhayalkan hari seperti itu,” demikian cuitan pengguna Twitter lainnya bernama Naser Danesh.
Warga juga melontarkan kemarahan pada pemerintah karena gagal melindungi warga. “Sangat memalukan bagi pemerintah, mereka berulang kali gagal melindungi rakyat. Para pemimpin harus kehilangan putra atau putri untuk bisa merasakan penderitaan rakyat yang malang,” tulis Naweed Qaderi lewat akun Facebook.
Menurut kepala badan intelijen Afghanistan, Mohammad Masoom Stanekzai mengatakan, serangan bom tersebut sebagai reaksi oleh Taliban atas kekalahan-kekalahan mereka di medan tempur.
“Itu bukan berarti kelemahan dalam keamanan. Kami telah menggagalkan banyak serangan, namun beberapa memang sulit untuk dikontrol,” kata Stanekzai.
Usai ledakan bom tersebut, otoritas Afghanistan menyatakan hari Minggu (28/1) waktu setempat sebagai hari berkabung nasional. Penjagaan keamanan pun ditingkatkan, khususnya di pos-pos pemeriksaan dekat lokasi ledakan.