FaktualNews.co

Sebelum Ditemukan Tewas, Miftakhul Huda Sempat Ajak Keluarga Tamasya

Peristiwa     Dibaca : 1267 kali Penulis:
Sebelum Ditemukan Tewas, Miftakhul Huda Sempat Ajak Keluarga Tamasya
FaktualNews/Khilmi S Jane/
Sri Utami (kaos ungu) bersama keluarga Miftakhul Huda saat berada di kamar jenazah RSUD Dr Soekandar, Mojosari.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Jenazah Miftakhul Huda ditemukan penuh luka bacok di Dusun Kedawung Wetan, Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Senin (29/1/2018) pagi. Pria malang itu dikenal baik di keluarganya.

Miftakhul Huda adalah pria berusia 32 tahun asal Dusun Sawahan, Desa Kedungadem, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Sebelum jenazahnya ditemukan di Mojokerto, dia sempat mengajak keluarganya bertamasya ke kawasan Blitar.

Hal itu diungkapkan Sri Utami (42), kakak Miftakhul Huda saat ditemui FaktualNews di kamar jenazah RSUD Dr Soekandar, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Senin (29/1/2018) siang.

“Adik saya (Miftakhul Huda) sempat mengajak kami sekeluarga rekreasi ke Blitar. Itu pada 2 Januari lalu. Katanya rekreasi tahun baru, semua biaya dia (Miftakhul Huda) yang tanggung,” ungkapnya.

Anak keenam dari tujuh bersaudara itu juga dikenal baik di tengah keluarganya. Miftakhul Huda sehari-harinya bekerja di sebuah bengkel las yang berada di Canggu, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.

“Di Mojokerto tinggal sama istri dan anaknya. Anaknya masih kelas 4 SD. Adik saya sudah sudah pisah ranjang sama istrinya, Lusi selama empat tahun. Tapi, dua minggu belakangan ini sudah baikan,” jelasnya.

Sri Utami menambahkan, dia terakhir kontak melalui ponsel dengan Miftakhul Huda pada Minggu, 28 Januari 2018 malam. “Semalam itu sekitar jam 21.30, anak saya sempat pakai handphone saya buat minta foto kepada Miftakhul Huda. Dibalas, tapi saat ditanya posisinya dimana, Miftakhul Huda sudah tidak membalas,” tuturnya.

Sementara itu, Suyati (60), ibu dari Miftakhul Huda menjelaskan, Miftakhul Huda sempat bercerita melalui telepon bahwa Miftakhul Huda sempat diberi kunci rumah oleh istrinya.

“Huda waktu itu telepon, sekitar Desember 2017 itu. Cerita kalau diberi kunci sama istrinya yang baru saja beli rumah. Tapi Huda tidak setuju kalau istrinya membeli rumah itu, karena rumah itu berada di lahan milik PJKA,” bebernya.

Setelah itu, Suyati menunggu laki-laki yang akrab dipanggil Huda itu menghubungi lagi. Sampai akhirnya ditemukan meninggal dunia, Huda tidak sempat menelepon ibundanya.

“Kami sekeluarga tadi padi dapat informasi dari polisi, ada petugas Polsek Kedungadem yang datang ke rumah, bilang kalau Huda ada di rumah sakit Mojokerto. Kami sekeluarga diminta ke Mojokerto,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Miftakhul Huda ditemukan tak bernyawa dengan penuh luka bacok di bagian kepala dan tangan. Saat ditemukan, jenazah Miftakhul Huda berada di dalam parit di Dusun Kedawung Wetan, Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Polisi menduga, Miftakhul Huda merupakan salah satu korban pembunuhan. Hingga saat ini, petugas kepolisian masih terus melakukan pendalaman perkara hingga akhirnya bisa mengungkap penyebab kematian Miftakhul Huda.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i