Nasional

Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Ulama Internasional

Dalam kunjungannya di Afghanistan, Presiden Jokowi menyatakan kesiapannya untuk menjadi tuan rumah pertemuan ulama internasional. Dalam kunjungan kenegaraan di Afghanistan, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri melakukan pertemuan dengan Ketua Dewan Perdamaian Afghanistan Karim Khalili di Istana Haram Sarai, Kabul.

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengemukakan langkah berikut terkait rencana penyelenggaraan pertemuan ulama internasional: “Indonesia siap menjadi tuan rumah. Saran saya, pertemuan bersifat inklusif,” ujar Presiden. Tindak lanjut dari pertemuan ini akan segera ditindaklanjuti di Jakarta.

Kunjungan ke Kabul akan saya gunakan untuk meneguhkan komitmen Indonesia membantu peace building di Afghanistan sebagaimana diminta oleh Presiden Afghanistan,” tandasnya seperti dikutip dari siaran pers Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden.

Pemerintah juga berterima kasih atas kunjungan yang dilakukan oleh Ketua Dewan Perdamaian Afghanistan beserta delegasi ke Jakarta beberapa waktu lalu. Melalui kunjungan balasan ini, Presiden Joko Widodo hendak meneguhkan komitmen Indonesia dalam membantu upaya perdamaian di Afghanistan. Kerja sama terkait pembangunan perdamaian di Afghanistan akan makin dimatangkan kedua pihak.

 

Pembangunan kompleks Indonesia Islamic Centre (IIC) di Kabul
Salah satu bentuk dukungan Indonesia dalam mewujudkan perdamaian di Afghanistan salah satunya juga ditunjukkan dengan berlanjutnya pembangunan kompleks Indonesia Islamic Centre (IIC) di Kabul.

Rencananya, fasilitas kesehatan akan turut dibangun dalam kompleks tersebut pada tahun ini. “Klinik kesehatan di kompleks IIC akan mulai dibangun pada musim semi 2018 melengkapi Masjid As-Salam yang telah digunakan oleh masyarakat Afghanistan sejak tahun 2015,” ungkap Jokowi.

Kompleks IIC ini merupakan simbol atau monumen dari persahabatan Indonesia dan Afghanistan. Lokasi tersebut diharapkan akan menjadi pusat kegiatan yang mendorong perdamaian.

 

Mendorong Perdamaian
Kedatangan Jokowi di Kabul disambut hangat Presiden Ashraf Ghani. “Saya sangat menghargai dan menyampaikan terima kasih dari rakyat Afghanistan atas kedatangan di sini. Presiden Jokowi selalu mendorong terjadinya perdamaian di Afghanistan,” ucap Presiden Ghani.

Selain itu, kedatangan Presiden Jokowi disebutkan orang nomor satu di Afghanistan itu membawa berkah bagi masyarakat Afghanistan, sebab kedatangannya diiringi turunnya hujan salju yang diyakini mereka membawa berkah.

“Kedatangan Yang Mulia tidak perlu membawa emas, tapi membawa hujan dan salju. Hujan dan salju merupakan berkah bagi kami. Salju dan hujan tidak pernah memilih akan turun pada orang kaya atau orang miskin,” papar Presiden Ghani.

Presiden Joko Widodo juga menyampaikan rasa duka mendalam kepada Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, beserta seluruh rakyat Afghanistan atas tragedi yang terjadi di Kabul, ibu kota Afghanistan, termasuk penyerangan akhir pekan lalu dan kemarin.

Pernyataan belasungkawa itu disampaikan Presiden saat pernyataan pers bersama usai pertemuan bilateral dengan Presiden Afghanistan yang berlangsung di Istana Presiden Agr, Kabul, Afghanistan pada Senin, 29 Januari 2018.

Dalam keterangan pers disebutkan: “Saya berdoa agar para korban dapat segera pulih dan kepada keluarga serta kerabat yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran.” Ditambahkannya: “Saya turut mendoakan agar keluarga dan sahabat yang ditinggal diberi ketabahan. Kekejian ini tidak akan melunturkan semangat kita. Namun, hanya akan semakin memperkuat keinginan untuk menciptakan perdamaian.”

Bersamaan dengan itu, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa kunjungannya ke Afghanistan ini merupakan bentuk penghormatan dirinya atas kunjungan serupa yang dilakukan Presiden Afghanistan ke Indonesia pada tahun lalu.

Kunjungan Kenegaraan Bilateral Presiden Republik Indonesia ke Afghanistan ini sekaligus menjadi yang pertama setelah hampir enam dekade berlalu. Disebutkannya: “Kunjungan saya ke Afghanistan merupakan kunjungan Kenegaraan Bilateral pertama Presiden Republik Indonesia setelah hampir enam dekade. Terakhir Presiden Sukarno berkunjung ke Afghanistan, Mei 1961,” imbuhnya.