Tiga fenomena kosmik amat langka terjadi bersamaan 31 Januari 2018. Yakni super moon, blue moon dan gerhana bulan total. Inilah fenomena yang disebut “Super Blue Blood Moon”. Fenomena serupa baru akan terulang 19 tahun lagi.
Gerhana bulan, yang membuat bulan menjadi merah, sejak dulu sudah menjadi misteri di berbagai kawasan budaya. Inilah gerhana bulan yang disebut “Super Blue (Blood) Moon”. Hal ini terjadi terjadi karena orbit bulan yang relatif dekat dengan bumi. Gerhana pertama-tama memberi bayangan warna merah pada bulan yang tampak besar dan dekat.
Sejak dulu, sudah banyak manusia yang memuja bulan. Ia menjadi salah satu acuan untuk menyusun ritme kehidupan dan menghitung periode waktu. Foto di atas menunjukkan Cakram Langit Nebra, yang ditemukan di kawasan Sachsen-Anhalt tahun 1999. Cakram ini diperkirakan berusia 3700-4100 tahun. Cakram ini memperlihatkan simbolisme spiritual maupun astrologi.
Dalam seni visual, bulan selalu menjadi obyek yang sarat mitos: menggambarkan kepolosan, kesucian dan mewakili seksualitas perempuan. Karya Caspar David di atas berasal dari tahun 1820 dan diberi judul “Dua Pria Merenungkan Bulan”, sebuah asosiasi yang mungkin romantis atau bisa juga kontemplatif.
Sejak dulu, bulan memainkan peran penting dalam sastra. Dalam karya puisi, bulan sering digunakan untuk mengekspresikan perasaan melankolis dan kerinduan. Seringkali juga penghiburan, seperti dalam puisi Johann Wolfgang von Goethe “An den Mond” (Kepada Bulan). Bait pembukanya berbunyi: “Hutan dan lembah kau penuhi lagi / Dengan sinar kabut Mu…”
Mark Twain pernah mengatakan: “Setiap orang adalah bulan, dan memiliki sisi gelap yang tidak pernah dia tunjukkan kepada siapa pun.” Sejak zaman kuno, banyak legenda beredar tentang manusia yang berubah menjadi serigala saat bulan purnama. Tapi bulan juga bisa menjadi tema komedi romantis, seperti dalam film “Moonstruck” dari tahun 1987 yang dibintangi oleh Cher dan Nicolas Cage.
Pendaratan bersejarah di bulan pada tahun 1969 membuat bulan kehilangan sebagian mitosnya. Manusia sekarang bisa menginjak-injak bulan, bahkan membuat foto di sana. Ilmu pengetahuan berhasil menghapus sebagian misteri sang bulan.
Namun tak berarti bulan kehilangan daya pikat magisnya. Tahun 2013, seniman Cina Ai Weiwei dan seniman Denmark Ólafur Elíasson meluncurkan proyek “Moon.” Di situs www.moonmoonmoonmoon.com, orang bisa mengunggah gambar atau foto mereka tentang bulan. Pesan kedua seniman: “Tinggalkan sidik jarimu, dan saksikan bagaimana bulan makin besar, tiap kali orang membaginya.”