FaktualNews.co

Berkutat Pada Pasar Tradisional

Presiden Jokowi Semprot Menteri Perdagangan

Ekonomi     Dibaca : 1403 kali Penulis:
Presiden Jokowi Semprot Menteri Perdagangan
FaktualNews/Istimewa/
Presiden RI Joko Widodo

JAKARTA, FaktualNews.co – Kinerja Kementerian Perdagangan mendapat sorotan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Jokowi tidak puas dengan kondisi ekspor Indonesia.

Jokowi menilai, Kementerian Perdagangan saat ini masih berkutat pada pasar tradisional sehingga tidak melihat ada peluang pasar di negara lain

Kondisi ekspor Indonesia, menurut Jokowi, lebih rendah bila dibandingkan negara tetangga Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

“Ini ada yang keliru dan harus ada yang diubah. Ini tanggung jawab saudara sekalian,” ujar Presiden Joko Widodo saat membuka rapat kerja bersama Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Dia lantas membandingkan nilai ekspor Thailand pada 2016 lalu yang mencapai USD231 miliar dan Vietnam yang mencapai USD160 miliar, sementara Indonesia hanya mencapai USD145 miliar.

“Kalau kita terus begini bisa kalah dengan Kamboja dan Laos,” tambah dia, seperti dilansir Anadolu Agency.

Presiden lantas meminta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita untuk jeli dan melihat hal-hal yang membuat Indonesia kalah dalam nilai ekspor dibandingkan negara tetangga.

“Tolong Pak Menteri (Enggartiasto) secara detail dievaluasi dan apa yang harus dilakukan. Jangan raker tapi tidak memunculkan sesuatu yang baru dan tidak memunculkan ide baru untuk bersaing,” tandas Jokowi.

Menurut Presiden, Kementerian Perdagangan saat ini masih berkutat pada pasar tradisional sehingga tidak melihat ada peluang pasar di negara lain.

“Kita tidak lihat Pakistan penduduknya 270 juta dibiarkan dan tidak diurus. Bangladesh, misalnya, penduduknya 160 juta. Ini pasar besar, meski sudah surplus tapi angkanya terlalu kecil,” tambah dia.

Selain itu, Presiden juga mengingatkan agar proses impor bahan baku untuk industri di Indonesia tidak dipersulit.

Menurutnya, banyak industri di Indonesia yang masih membutuhkan impor bahan baku sebanyak 10-20 persen, sehingga jika dipersulit maka akan mengganggu proses produksi industri Indonesia.

“Persoalannya adalah kalau bahan baku impor tersebut datangnya terlambat dan barangnya keluarnya terlambat sehingga tidak bisa dirakit,” lanjut dia.

Permasalahan pameran produk Indonesia juga disorot oleh Jokowi. Dia meminta nantinya agar seluruh pameran produk kementerian dikoordinasi oleh salah satu kementerian.

“Di luar negeri (kalau) hanya satu stan malah image kita jatuh. Jangan sampai pameran pesan (stan) sudah terlambat sehingga dapat stan di dekat kamar kecil atau di belakang,” ujar dia.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i
Sumber
Anadolu Agency