FaktualNews.co

Seniman Gelar Tarian Refleksi Super Blue Blood Moon di Situs Peninggalan Majapahit

Peristiwa     Dibaca : 966 kali Penulis:
Seniman Gelar Tarian Refleksi Super Blue Blood Moon di Situs Peninggalan Majapahit
FaktualNews.co/Khilmi S Jane/
Sejumlah seniman saat menggeler tarian refleksi Super Blue Blood Moon di Situs Peninggalan Majapahit

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Menyambut fenomena langka, yakni Super Blue Blood Moon, puluhan seniman menggelar tarian releksi olah tubuh di situs cagar budaya Kolam Segaran, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (31/1/2018).

Kegiatan kali ini, diikuti seniman, dosen, mahasiswa dan praktisi refleksi olah tubuh dari Jawa Timur. “Banyaknyang datang dari Surabaya, bahkan juga ada yang dari Jerman,” ujar Yudi Sendho, koordinator kegiatan malam refleksi fenomena Super Blue Blood Moon.

Tarian olah tubuh itu, menurut Yudi, merupakan bentuk reflek masing-masing seniman olah tubuh. “Gerakan ini tidak ada yang direncanakan. Setiap tarian, itu merupakan hasil ekspresi masing-masing seniman saat meresapi fenomena alam ini,” tuturnya.

Super Blue Blood Moon, dinilai sebagai peristiwa langka yang terjadi setiap ratusan tahun sekali. Yudi menambahkan, peristiwa semacam ini juga pernah terjadi sekitar 150 tahun yang lalu. “Kebetulan saat ini hampir di seluruh Indonesia bisa menyaksikan fenomena alam ini,” imbuhnya.

Para seniman memilih melangsungkan acara di Trowulan, kata Yudi, di Trowulan ini dinilai memiliki nilai sejarah yang sangat kental. “Kita di sini berusaha menggali kearifan budaya. Trowulan sendiri kan memiliki arti, Tro artinya hamparan dan Wulan artinya cahaya bulan. Filosofinya, jika manusia ingin menyucikan diri, dengan adanya cahaya Tuhan yang masuk, akan membuat manusia suci,” jelasnya.

Tarian tersebut, diiringi musik klasik dengan menggunakan alat musik tradisional seperti kentongan dan suling. “Musiknya, kami juga melihat tradisi leluhur kita, dulu para leluhur kita kan memainkan musik juga menggunakan lesung dan kentongan sebagai alat musik,” bebernya.

Selain menggelar acara tarian refleksi fenomena Super Blue Blood Moon, para seniman juga menggelar doa dan ritual di tepi Kolam Segaran. “Doa bersama merupakan salah satu wujud syukur kita kepada Tuhan. Wujud kita dalam menghormati para leluhur kita,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin
Tags