FaktualNews.co

Dianiaya Murid, Guru di Sampang Dianugerahi Pahlawan Pendidikan

Pendidikan     Dibaca : 1202 kali Penulis:
Dianiaya Murid, Guru di Sampang Dianugerahi Pahlawan Pendidikan
FaktualNews.co/Istimewa/
Korban saat menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya, Kamis (1/2/2018).

SAMPANG, FaktualNews.co – Guru honorer SMAN 1 Torjun Sampang, Ahmad Budi Cahyono, akan dianugerahi penghargaan khusus sebagai Pahlawan Pendidikan.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim, Saiful Rachman kepada media di Sampang, Jumat (2/2/2018).

“Penghargaan khusus Pahlawan Pendidikan, nanti akan kami serahkan bertepatan dengan Hari Pendidikan,” katanya.

Meski rencana itu sudah ditetapkan di tatanan Dindik Jatim, namun semua masih dikonsultasikan kepada Gubernur Jatim Soekarwo.

Tidak hanya itu, guru multi talenta ini juga diusulkan berhak atas beasiswa bagi calon anaknya. Saat ini, almarhum Ahmad Budi Cahyono meninggalkan istri yang hamil 4 bulan.

Diberitakan sebelumnya, Ahmad Budi Cahyono, guru honorer mata pelajar seni rupa (kesenian) SMAN 1 Torjun (Smator) Sampang, Jawa Timur, menghembuskan nafas terakhir saat menjalani perawatan di rumah sakit di Surabaya.

Diduga kuat, guru tersebut meninggal dunia akibat penganiayaan yang dilakukan oleh muridnya berinisial MH. Budi Cahyono meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD dr. Soetomo Surabaya, Kamis (1/2/2018) malam, sekitar pukul 21.40 WIB.

Informasi yang berhasil dihimpun, warga Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang itu terjadi pada jam pelajaran terakhir, dengan materi seni lukis yang disampaikan oleh korban. Saat itu, pelaku tidak mendengarkan pelajaran dan justru mengganggu teman-temannya dengan mencoret-coret lukisan peserta didik yang lain.

Korban berusaha memperingati pelaku. Namun, bukan mengindahkan, melainkan tambah menjadi-jadi dan akhirnya korban menindak siswa tersebut dengan mencoret pipinya menggunakan cat lukis.

Tak terima dengan tindakan sang guru, pelaku tiba-tiba menghampiri korban dan membabi buta menghajar kepala korban. Siswa lain berusaha melerai dan dibantu guru lain yang mengetahui peristiswa tersebut.

Sesampainya di rumah, korban merasa sakit leher dan pusing. Ia mencoba istirahat namun semakin parah. Pihak keluarga kuatir dan akhirnya di bawa ke RSU dr Soetomo Surabaya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul