FaktualNews.co

Keluarga Berharap Siswa yang Aniaya Guru di Sampang Hingga Meninggal Dihukum Berat

Peristiwa     Dibaca : 1166 kali Penulis:
Keluarga Berharap Siswa yang Aniaya Guru di Sampang Hingga Meninggal Dihukum Berat
FaktualNews.co/Istimewa/
Ribuan pelayat menghadiri proses pemakaman Ahmad Budi Cahyono, guru honorer SMAN 1 Torjun Sampang yang tewas dianiaya muridnya, Jumat (2/2/2018).

SAMPANG, FaktualNews.co – Istri Ahmad Budi Cahyono (27), guru honorer SMAN 1 Torjun, Sampang, Anisah (25) meminta pelaku penganiayaan suaminya, MH dihukum berat.

MH siswa kelas XI SMAN 1 Torjun, Sampang melakukan penganiayaan terhadap guru kesenian hingga meninggal dunia.

“Kalau bisa pelaku (MH) dihukum seberat-beratnya, karena sudah menyebabkan suami saya meninggal dunia,” harap wanita yang tengah hamil 4 bulan ini usai pemakaman Budi, Jumat (2/2/2018).

Menurut Anisah, peristiwa tersebut tidak seharusnya terjadi dan merengut nyawa suaminya. Hanya, karena masalah sepele yakni teguran.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ahmad Budi Cahyono, guru honorer mata pelajar seni rupa (kesenian) SMAN 1 Torjun (Smator) Sampang, Jawa Timur, menghembuskan nafas terakhir saat menjalani perawatan di rumah sakit di Surabaya.

Diduga kuat, guru tersebut meninggal dunia akibat penganiayaan yang dilakukan oleh muridnya berinisial MH. Budi Cahyono meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD dr. Soetomo Surabaya, Kamis (1/2/2018) malam, sekitar pukul 21.40 WIB.

Informasi yang berhasil dihimpun, warga Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang itu terjadi pada jam pelajaran terakhir, dengan materi seni lukis yang disampaikan oleh korban. Saat itu, pelaku tidak mendengarkan pelajaran dan justru mengganggu teman-temannya dengan mencoret-coret lukisan peserta didik yang lain.

Korban berusaha memperingati pelaku. Namun, bukan mengindahkan, melainkan tambah menjadi-jadi dan akhirnya korban menindak siswa tersebut dengan mencoret pipinya menggunakan cat lukis.

Tak terima dengan tindakan sang guru, pelaku tiba-tiba menghampiri korban dan membabi buta menghajar kepala korban. Siswa lain berusaha melerai dan dibantu guru lain yang mengetahui peristiswa tersebut.

Sesampainya di rumah, korban merasa sakit leher dan pusing. Ia mencoba istirahat namun semakin parah. Pihak keluarga kuatir dan akhirnya di bawa ke RSU dr Soetomo Surabaya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul