FaktualNews.co

Pesan Guru SMAN 1 Torjun Sampang Sebelum Meninggal

Peristiwa     Dibaca : 1636 kali Penulis:
Pesan Guru SMAN 1 Torjun Sampang Sebelum Meninggal
FaktualNews.co/Istimewa/
Korban saat menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya, Kamis (1/2/2018).

SAMPANG, FaktualNews.co – Sebelum meninggal dunia, guru honorer SMAN 1 Torjun Sampang, Achmad Budi Cahyanto (27) sempat berpesan kepada istrinya, Aisyah untuk menjaga anak yang dikandungnya.

Ini diungkapkan teman sekaligus tetangga korban, Yudi Sufianto usai pemakaman almarhum pada Jumat (2/2/2018).

Menurutnya, sebelum dibawa ke RSU dr Soetomo Surabaya, Budi sempat berpesan kepada keluarganya agar menjaga anak yang dikandung oleh istrinya.

“Senga’ jaga aghi tang ana’. Ta’ osssa mi rammi masalah reya, sengko’ nyapora ka tang mored roa. Papada sabbhar ban panangghama, (Minta tolong jaga anak saya. Tidak usah ramai-ramai masalah ini. Yang sabar dan tabah semuanya),” kata Yudi menirukan pesan terakhir almarhum.

Keluarga termasuk istri korban, Aisyah sudah bisa menerima, meski sebelumnya sempat syok saat kehilangan suaminya.

Diberitakan sebelumnya, Ahmad Budi Cahyono, guru honorer mata pelajar seni rupa (kesenian) SMAN 1 Torjun (Smator) Sampang, Jawa Timur, menghembuskan nafas terakhir saat menjalani perawatan di rumah sakit di Surabaya.

Diduga kuat, guru tersebut meninggal dunia akibat penganiayaan yang dilakukan oleh muridnya berinisial MH. Budi Cahyono meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD dr. Soetomo Surabaya, Kamis (1/2/2018) malam, sekitar pukul 21.40 WIB.

Informasi yang berhasil dihimpun, warga Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang itu terjadi pada jam pelajaran terakhir, dengan materi seni lukis yang disampaikan oleh korban. Saat itu, pelaku tidak mendengarkan pelajaran dan justru mengganggu teman-temannya dengan mencoret-coret lukisan peserta didik yang lain.

Korban berusaha memperingati pelaku. Namun, bukan mengindahkan, melainkan tambah menjadi-jadi dan akhirnya korban menindak siswa tersebut dengan mencoret pipinya menggunakan cat lukis.

Tak terima dengan tindakan sang guru, pelaku tiba-tiba menghampiri korban dan membabi buta menghajar kepala korban. Siswa lain berusaha melerai dan dibantu guru lain yang mengetahui peristiswa tersebut.

Sesampainya di rumah, korban merasa sakit leher dan pusing. Ia mencoba istirahat namun semakin parah. Pihak keluarga kuatir dan akhirnya di bawa ke RSU dr Soetomo Surabaya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul