SURABAYA, FaktualNews.co – Pakar kesehatan menyatakan jika tren detoks tidak efektif, dan malah berbahaya bagi kesehatan. Beberapa jenis detoks yang diyakini membahayakan, di antaranya diet detoks.
“Kebanyakan detoks tidak mempunyai manfaat jangka panjang, kecuali dibarengi dengan pola makan sehat,” kata Dr Lauren Streicher, profesor di Northwestern University. Bahkan, sebetulnya Dr Besser menjelaskan bahwa tubuh kita dapat mendetoksifikasi sendiri. “Setiap bagian tubuh bisa membersihkan dirinya dan merevitalisasi kembali,” katanya.
Hati, sistem pencernaan, dan ginjal adalah organ tubuh yang dirancang untuk menghilangkan toksin. Sistem pencernaan misalnya, menyaring toksin-toksin dalam tubuh. Usus besar juga membersihkan toksin yang ada di dalamnya. “Orang mengira dengan membersihkan usus, maka toksin akan terbuang. Padahal, kalau sudah berada di usus, maka toksin bisa keluar sendiri,” sebut Dr Besser.
Ada banyak program detoksifikasi, sebut saja yang dipopulerkan para artis Hollywood seperti Beyonce, Gwyneth Paltrow, dan Jared Leto. Mereka melakukan diet detoks dengan jeruk lemon yang diklaim dapat membersihkan usus.
Program diet 10 hari ini mengganti makanan dengan minuman air jeruk lemon, cabai cayenne dan sirup maple. Campuran ini dikatakan bisa menghilangkan toksin, menurunkan berat badan, dan mencerahkan kulit. Ada pula metode detoks dengan konsumsi cuka apel yang dicampur air putih.
Cara lain dengan mengonsumsi makanan mentah seperti kacang, sayur, buah, dan minyak zaitun. Nah yang kedua, Colonics, yakni membersihkan usus besar dengan menginjeksikan kopi panas melalui rektum. Prosedur ini dimaksudkan untuk menghilangkan toksin dari hati dan ginjal.
Terakhir, melakukan detoks dengan mengonsumsi obat pencahar. Obat ini bisa berupa pil, tablet kunyah, hingga cairan. Mengandung zat kimia yang bisa meningkatkan pergerakkan usus. “Obat pencahar ini umumnya tinggi garam dan mampu menyerap cairan,” tutur Dr Susan Besser, dari Mercy Medical Center, dikutip dari Dailymail .
Obat pencahar direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi konstipasi/sembelit. Nyatanya banyak orang yang menggunakannya untuk membersihkan usus. Padahal, berbagai upaya detoks seperti yang disebutkan di atas tidak berpengaruh dalam menghilangkan toksin di tubuh.