Pilbup Jombang 2018
Cabup Syafi’in Bersama Kader PDI Perjuangan Rajin Turun untuk Sosialisasikan Program
JOMBANG, FaktualNews.co – Calon Bupati Jombang Nomor Urut 3, Syafi’in, mengajak seluruh kader PDI Perjuangan Jombang untuk bergerak turun ke masyarakat kecil.
Syafi’in menjelaskan, langkah itu dilakukan guna menggali aspirasi masyarakat dan memperkenalkan program dari Calon Bupati Jombang yang diusung PDI Perjuangan.
“PDI Perjuangan itu partainya wong cilik. Jadi saya mengajak kader partai dan Timses Syafi’in-Chairul Anam untuk bersama-sama turun ke bawah,” ujar Gus Syaf, sapaan akrabnya.
“Hari ini saya bersama kader PDI Perjuangan Kecamatan Megaluh blusukan ke pasar Megaluh,” lanjut Syafi’in.
Syafi’in menambahkan, selama beberapa bulan terakhir dia mendapatkan banyak undangan dari kader PDI Perjuangan dan masyarakat umum.
Dia mengaku sempat kaget melihat animo warga Jombang yang begitu besar terhadap hadir pemimpin baru.
Dalam rangka menggerakkan massa PDI Perjuangan, Syafi’in bersama Cawabup Chairul Anam rutin mengunjungi beberapa kecamatan. Kecamatan yang dikunjungi antara lain Kecamatan Plandaan, Megaluh, Kabuh, Wonosalam, Ploso, Jogoroto, Peterongan, Mojoagung, Diwek dan lain sebagainya.
“Kader PDI Perjuangan terkenal dengan militansinya, tim pemenangan sudah mulai dibentuk disetiap desa. Apalagi dibantu dengan partai Hanura, PKPI dan PBB,” ujarnya.
Ditambahkan, Jombang merupakan basis terbesar PDI Perjuangan di Jawa Timur. Hal ini terbukti dari sembilan kursi di DPRD Jombang atau terbanyak diantara partai-partai lainnya. Sebelumnya, pada tahun 2008-2013 PDI Perjuangan berjaya di Jombang semasa bupatinya Suyanto.
Jombang, kata Syafi’in, sudah identik dengan Ijo-abang, dimana masyarakatnya selalu rukun dan damai. Masyarakat Jombang juga hidup tenang dalam perbedaan politik dan agama.
Hingga kini, lanjut Gus Syaf, sudah banyak tokoh nasional yang berasal dari kota kecil ini.
“Pidato Bung Karno yang menyebutkan jika dirinya adalah penyambung lidah rakyat harus menjadi motivasi kita untuk mengabdi di Jombang. Saya kembali ke Jombang dan meninggalkan semua jabatan di istana negara karena ingin membangun Jombang lebih baik lagi,” pungkasnya.