Setiap Tahun, 300 Ribu Anak Terdiagnosis Kanker
SURABAYA, FaktualNews.co – Hari Kanker Anak Sedunia jatuh pada Kamis (15/2/2018). Seperi diketahui, di Indonesia sendiri kanker menjadi penyakit paling berbahaya dan telah memakan banyak korban meninggal setelah penyakit jantung.
Perlu diketahui bahwa kanker ternyata tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga dapat dialami oleh anak-anak di bawah usia 18 tahun. Oleh karena itu, diperlukan tingkat kesadaran yang tinggi dari pihak orang tua, agar dapat mendeteksi kanker sedini mungkin.
Menurut Prof. Abdul Kadir, Direktur Utama RS Kanker Dharmais gejala kanker pada anak-anak memang sangat rumit, mengingat perilaku anak yang tidak bisa ditebak. Sebagian besar anak bahkan belum bisa menyampaikan secara rinci tentang apa yang mereka rasakan. Tapi jika penyakit sudah menyebar, mereka baru memberikan tanda-tanda atau keluhan.
“Bila mana ada kecurigaan anak-anak menderita penyakit kanker, segera periksakan anak kepada fasilitas kesehatan yang terdekat. Ini penting untuk mengonfirmasi apakah gejala yang dialami betul-betul mengindikasikan kanker. Perlu diingat, tidak semua benjolan adalah kanker,” tutur Andul Kadir, dalam acara Press Briefing Hari Kanker Internasional 2018, di Kantor Kementerian Kesehatan, Kamis (15/2/2018).
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh RS Kanker Dharmais, setidaknya lebih dari 300.000 anak terdiagnosis kanker setiap tahunnya. Pada tahun 2013 lalu, prevalensi kanker anak di Indonesia mencapai 5 orang per 100.000 penduduk, atau sekitar 16.291 anak.
“Sampai detik ini ada enam jenis kanker pada anak yakni, leukimia, retinoblastoma, neuroblastoma, limofa maligna, osteosarkoma, dan karsonoma nasofaring. Yang paling banyak diderita anak itu leukimia dengan total pasien lebih dari 70% dari seluruh jenis kanker,” imbuhnya.
Lalu apakah kanker pada anak dapat dicegah? Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, karakteristik kanker pada anak itu berbeda dari kanker orang dewasa. Kanker pada orang dewasa dapat dicegah, sementara pada anak tidak. Namun Anda bisa melakukan deteksi dini, sehingga tingkat kesembuhannya akan jauh lebih tinggi.
Maka dari itu, diperlukan kesadaran dari para orang tua untuk mempelajari gejala-gejala kanker yang mungkin tengah dialami oleh anak-anak mereka, meskipun sulit untuk mengenalinya lebih awal.
“Contoh paling sederhana adalah kanker leukimia. Gejalanya itu cuman demam, penurunan nafsu makan, dan trombositnya rendah. Kalau tidak dilakukan pengecekan lebih lanjut, Anda mungkin mengira bahwa gejala ini seperti yang dialami pasien demam berdarah,” jelas Abdul Kadir.
Solusinya, Anda bisa melalukan scanning atau deteksi dini ketika hendak memberikan imunisasi atau vaksinasi kepada anak. Selain itu, menerapkan pola hidup sejat juga sangat penting untuk mencegah kanker sejak dini.
“Sampai sekarang belum bisa dijelaskan secara akademis apa sebetulnya penyebab kanker pada manusia? Namun menurut penelitian ada 4 variabel yang berkaitan erat dengan penyakit tersebut yaitu, faktor genetik, lingkungan, infeksi, dan radiasi. Jadi mengubah gaya hidup bisa menjadi salah satu solusi untuk mencegah kanker,” tukasnya.