SUMENEP, FaktualNews.co – Buruknya pelayanan di Puskesmas Bluto, Sumenep, Madura, Jawa Timur menuai kritikan dari Front Pemuda Madura (FPM).
Ketua Umum FPM, Asep Irama menegaskan, keluhan sekecil apapun terkait pelayanan merupanan tanggungjawab Kelapa Dinas Kesehatan setempat, untuk itu, keluhan yang berkenaan dengan pelayanan publik tidak boleh diabaikan.
“Buruknya kualitas layanan kesehatan di sejumlah Puskesmas di Sumenep, khususnya di Bluto yang baru-baru ini ramai dipermukaan merupakan puncak gunung es yang sudah terjadi sejak dulu dan terkesan ada pembiaran oleh pimpinan sebagai pengendali yang bertanggung jawab atas setiap peristiwa yang terjadi untuk memperbaiki tata kelola dan manajemen pelayanan,” katanya, Kamis (22/2/2018).
Berdasarkan hasil kajian lembaganya, Puskesmas Bluto harus berani membuka rekaman CCTV agar tidak terkesan melindungi bawahannya saat melalukan kesalahan.
“Buka itu CCTV, jika ada perlakuan yang berkenaan dengan pelayanan yang tidak ramah, disanksi itu, jangan dibiarkan, jika tidak maka buruknya pelayanan akan menjadi kebiasaan, sehingga kenyamanan pasien beserta keluarga akan terabaikan,” tuturnya.
Bahkan, pihaknya mengapresiasi masyarakat yang berani angkat bicara saat mendapatkan perlakuan tidak baik, apalagi berkenaan dengan pelayanan.
“Saya salut, warga yang berani komplin saat mendapatkan pelayanan tidak ramah, ini bukti semakin cerdasnya masyarakat Sumenep, untuk itu Puskesmas dan Dinkes harus mau berbenah lebih baik lagi,” tandas aktivis Jakarta ini.
Jika Dinas Kesehatan ‘melindungi’ tindakan oknum Puskesmas yang tidak melayani publik dengan baik, FPM mengaku siap membawa kasus ini ke Kementrian Kesehatan (Kemenkes), agar tahapan proses akreditasi Puskesmas setempat diseriusi.
“Karena dalam praktiknya, layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat masih sangat buruk,” tegasnya.
Bahkan, Asep menilai, jika konfirmasi atau pengumpulan informasi hanya dilakukan secara sepihak, hanya terpusat di Puskesmas Bluto tanpa menggali kebenaran dari pihak yang mengaku diperlakukan tidak sewenang-wenang, maka tindakan Rinkes jeles melindungi bawahan.
“Jika hanya sepihak yg Kepala Dinkes konfirmasi, tanpa bermaksud bertanya kepada korban, itu jelas tidak etis,” tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinkes Sumenep, Fatoni menganggap permasalahan
sudah selesai di tatanan internal Dinkes dan Puskesmas Bluto.
“Pihak Puskesmas Bluto sudah kita panggil dan klarifikasi, terhadap pasien saya anggap tidak perlu, itu sudah selesai,” katanya singkat.