Politik

Syafiin Prihatin Kesenian Asli Jombang Mulai Dilupakan

JOMBANG, FaktualNews.co – Kesenian khas Kabupaten Jombang kini mulai dilupakan dan hampir punah karena, masuknya pegaruh berbagai kebudayaan asing melalui media sosial. Hal itu turut mempengaruhi kelunturan apresiasi terhadap kesenian tradisional.

Anak muda saat ini sudah mulai melupakan kesenian asli Kabupaten Jombang, seperti Besutan, Ludruk Jombangan, Tari Remo Bolet, Wayang Topeng Jatiduwur, jarang kepang dor dan bantengan.

Padahal, Kota Santri julukan Kabupaten Jombang banyak menelurkan seniman dan budayawan seperti Cak Nun, Cak Durasim, Cak Sapari dan Asmuni.

Namun, kini sebagian besar anak-anak muda lebih mengandrungi kebudayaan luar dan mulai melupakan kesenian asli daerahnya. Sehingga, berdampak pada jarangnya pagelaran kesenian di Kabupaten Jombang.

“Hari ini sudah jarang sekali, kita temui pertunjukan kesenian asli Jombang seperti Besutan maupun Ludruk Jombangan hingga Tari Remo Bolet,” kata Syafiin ketika mengunjungi ke Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Minggu (25/2/2018).

Besutan, memiliki ciri khas yaitu seorang tokoh bernama Besut yang menggunakan baju putih, selendaang merah, make up wajah putih, dan peci merah. Dalam lakonnya, besut tampil bersama Rusmini.

“Jombang dulu banyak melahirkan tokoh seniman maupun budayawan seperti Cak Durasim, Gombloh dan Markeso. Namun, saat ini anak-anak mudanya lebih banyak menyukai kesenian dari luar Indonesia,” jelasnya dengan nada prihatin.

Syafiin menambahkan, kesenian dan budaya asli Jombang juga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan lokal, nasional dan internasional. Selama ini, Jombang masih bergantung pada wisata religi dan wisata alam di Wonosalam.

“Sekarang APBD Jombang hanya Rp 2 triliun, kalau kita kreatif dan fokus mengelola dana sebesar itu saja maka sampai kapan pun Jombang kayak gini saja. Kalau saya akan ke Jakarta, undang teman-teman di kementrian terkait untuk bangun Jombang,” tandas calon bupati yang berpasangan dengan Choirul Anam.