Ilmuwan AS Deteksi Adanya Bintang Berusia 180 Juta Tahun
SAN FRANSISCO, FaktualNews.co – Para ilmuwan Amerika Serikat (AS) mengklaim telah mendeteksi sinyal dari bintang yang muncul paling awal di alam semesta.
Dilansir Anadolu Agency, dalam sebuah pengumuman pada Rabu, para astronom mengatakan bahwa sinyal yang terdeteksi itu berasal dari bintang yang berusia 13,6 miliar tahun yang lalu, atau dalam 180 juta tahun Big Bang – ledakan kosmik yang sangat besar yang diyakini ilmuwan sebagai awal lahirnya alam semesta.
Pengungkapan sinyal bintang ini memberi bukti bahwa ketika alam semesta masih ‘bayi’ dipenuhi dengan gas hidrogen dan sangat dingin. Para periset percaya alam semesta kuno memiliki dingin hingga minus 270 derajat Celsius (-454 derajat Fahrenheit), jauh lebih dingin dari perkiraan sebelumnya.
Para peneliti dari Arizona State University, University of Colorado di Boulder dan Massachusetts Institute of Technology mempublikasikan temuan ini dalam jurnal Nature.
Mereka menuliskan, bahwa bintang pertama sangatlah besar, biru dan tidak menyala dengan lama. Ini menyebabkan mereka tidak mungkin melihat dengan teleskop.
Untuk menemukan bintang-bintang, para astronom menggunakan antena seukuran lemari es untuk mendeteksi perubahan radiasi elektromagnetik yang terjadi dalam beberapa menit.
“Menemukan sinyal miniscule ini telah membuka jendela baru tentang alam semesta awal,” kata peneliti utama Judd Bowman dari ASU dalam sebuah pernyataan.
“Teleskop tidak dapat melihat cukup jauh untuk secara langsung melihat bintang tua seperti itu, tapi kami pernah melihat saat mereka menyalakan gelombang radio yang datang dari luar angkasa.”
Sebagai bagian dari penemuan tersebut, para periset juga menemukan petunjuk awal unsur hidrogen di alam semesta. Hidrogen adalah gas yang paling banyak menghasilkan bahan bakar.
“Ini adalah sinyal nyata pertama dari pembentukan bintang, dan mulai mempengaruhi medium di sekitar mereka,” kata penulis studi Alan Rogers dari MIT dalam sebuah pernyataan.
“Apa yang terjadi pada periode ini adalah beberapa radiasi dari bintang pertama mulai membuat hidrogen terlihat. Ini menyebabkan hidrogen mulai menyerap radiasi latar belakang, jadi Anda mulai melihatnya dalam siluet, dan pada frekuensi radio tertentu.”
Temuan penelitian bahwa alam semesta cenderung jauh lebih dingin daripada pemikiran sebelumnya ini akan menjadi subjek studi untuk beberapa waktu ke depan, kata periset.
Hal itu dikarenakan bertentangan dengan model terkini tentang bagaimana alam semesta berkembang. Para ilmuwan mengatakan penelitian dapat memberi petunjuk tentang materi gelap, bentuk teori yang berbeda dari semua materi lainnya yang tersebar di alam semesta.