SURABAYA, FaktualNews.co – Sidang kasus putusan kasus yang menewaskan dua pesilat PSHT pada, Kamis (1/3/2018) diwarnai aksi kericuhan. Dua massa yakni Pesilat PSHT dan Suporter Bonek yang selama ini menggelar aksi damai, tiba-tiba ternodai dengan aksi kekerasan yang menimpa ke salah satu peserta yang diduga kelompok salah satu massa.
Awalnya, dimana putusan sidang atas kasus hukum yang menimpa salah satu suporter Bonek, digelar. Kedua belah pihak sepakati untuk bersama-sama akan mengawal jalannya sidang dan memberikan support apapun keputusan hasil sidang agar suasana kota Surabaya kondusif.
Namun sangat disayangkan, aksi damai yang seharusnya dijaga bersama itu, justru ternoda oleh ulah segelintir oknum. Massa yang pernah berikrar damai dan bertemu di Pengadilan Negeri Surabaya untuk mengawal jalannya sidang bersama, ternoda atas adanya korban pengeroyokan. Informasi yang didapat, pemuda yang menjadi korban pengeroyokan itu bernama, Muhammad Abdul Hafid asal Surabaya.
Korban yang saat itu melintas di Jalan Arjuno hendak menuju PN Surabaya dihadang dimassa dan dihajar secara membabi buta oleh oknum dari dua kubu. Usai dikeroyok, korban mengalami cedera yang cukup parah. Terdapat luka di bagian kepala dan korban langsung dilarikan ke sebuah Rumah Sakit (RS) di Surabaya Utara.
Kabag Ops Polrestabes Surabaya AKBP Bambang S Wibowo saat dikonfirmasi oleh FaktualNews.co mengatakan, pihak kepolisian hingga saat ini masih terus mendalami terkait insiden penyerangan tersebut. Pihaknya belum dapat memastikan jika korban ataupun penyerangnya adalah dari kedua belah pihak. Namun Bambang tidak menampik jika dalam aksi damai itu ada terjadi sedikit gesekan.
“Itulah massa, secara psikologis pasti akan cenderung atraktif,” tukas Kabag Ops.