JAKARTA, FaktualNews.co – Indonesia berpotensi dilanda gempa megathrust berkekuatan maksimum hingga 8,7 skala richter.
Demikian kesimpulan yang ditemukan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), berdasarkan hasil terkait potensi gempa di wilayah Indonesia.
Kepala Biro Hukum dan Masyarakat BMKG, Hary Tirto Djatmiko kepada Anadolu Agency mengatakan, kesimpulan itu berdasarkan hasil riset pemerintah, melalui Pusat Studi Gempa Nasional, bersama sejumlah pakar gempa bumi dari perguruan tinggi sebagai upaya mitigasi gempa bumi di Indonesia.
Indonesia, kata Hary, berada di zona pertemuan lempeng tektonik aktif Indo-Australia dan Eurasia. Lempeng tersebut menghujam ke zona megathrust di Pulau Jawa.
“Proses penunjaman lempeng tersebut masih terjadi dengan laju 60-70 mm per tahun, potensinya memang gempa hingga 8,7 skala richter,” kata Hary, Jumat (2/3/2018).
Meski begitu, imbuh Hari, belum ada teknologi yang betul-betul sanggup memprediksi gempa bumi dengan tepat.
“Kita juga belum bisa memastikan benarkah gempa megathrust 8,7 skala richter itu akan terjadi, kapan atau di mana,” tegas Hary.
Oleh karena itu, kata Hary, upaya mitigasi menjadi penting, salah satunya lewat riset yang tertuang dalam buku Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia ini.
Pemerintah, kata Hary, perlu mempersiapkan langkah kongkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial, ekonomi dan korban jiwa. “Itu kalau gempanya benar-benar terjadi,” ujarnya.
Riset tersebut, lanjut Hary, sekaligus memuat peta pedoman desain konstruksi bangunan di wilayah rawan gempa.
Konstruksi bangunan di Indonesia, kata Hary, harus mempertimbangkan percepatan tanah akibat perambatan gelombang gempa.