JOMBANG, FaktualNews.co – Rencana penerapan sistem satu arah di Jalan Jayanegara atau utara Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang, memicu kontroversi di kalangan masyarakat.
Kemacetan, dan kepadatan jalur disebut menjadi salah satu landasan diberlakukannya sistem satu arah (SSA) oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jombang.
Pro dan kontra pun terus bermunculan. Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa mangkal di trotoar jalan, sepakat dengan kebijakan tersebut.
Namun, kalangan pedagang atau pemilik kios disepanjang jalur menolak penerapat kebijakan tersebut. Lantaran dinilai akan ‘membunuh’ mereka secara perlahan.
Widya satu pemilik warung nasi di Jalan Jayanegara, menuturkan, pemberlakuan SSA di jalur tersebut, dinilai bukan solusi yang tepat dalam mengatasi masalah kepadatan di jalur tersebut.
Pemberlakukan itu, jutru akan mengurangi pengunjung warungnya. Karena penerapan SSA dinilainya salah sasaran atau kurangnya kajian mendalam yang dilakukan Dishub Jombang.
“Itu sama saja membunuh pedagang. Pertama tentu akan mengurangi pendapatan kami, pemilik warung yang ada disepanjang jalur ini. Kedua, jalurnya cukup pendek tetapi malah dijadikan satu arah, aneh kalau macet dijadikan alasan,” kata Widya, Senin (12/3/2018).
Penyebab utama kemacetan di Jalan Jayanegara ini, yakni banyaknya mobil yang parkir dikiri maupun kanan sepanjang jalan. Hal lain yaitu adanya belasan tukang becak yang mangkal di bahu jalan dan pengunjung warung utara RSUD Jombang yang parkir sembarangan.
“Selain itu, penyebab macetnya jalan sini karena tamu dari dua notaris yang parkir sembarangan kiri kanan jalan. Selain itu pengunjung warkop utara RSUD dan pengunjung RSUD Jombang yang sering parkir di tepi jalan, itu penyebabnya,” tambahnya.
Widya meminta Dishub, Satpol PP dan pihak kolisian mengkaji kembali pemberlakukan SSA di Jala jayanegara. Widya juga mendesak petugas menindak tegas siapapun yang parkir dibahu jalan bukan memberlakukan sistem SSA.
“Kita juga kaget jalur satu arah ini, seharusnya ada angket atau pertemuan dengan warga dulu bukan langsung ditutup seenaknya saja,” tandasnya.