FaktualNews.co

Penerapan Sistem Satu Arah Jalan RE Martadinata Jombang, Rugikan Warga

Peristiwa     Dibaca : 1114 kali Penulis:
Penerapan Sistem Satu Arah Jalan RE Martadinata Jombang, Rugikan Warga
FaktualNews.co/Syarief Abdurrahman/
Sistem satu arah di Jalan RE RE Martadinata Kepatihan.

JOMBANG, FaktualNews.co – Kebijakan Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jombang, yang tidak populis dengan menerapkan sistem satu arah (SSA) di jalan RE Martadinata Kepatihan sejak tiga hari lalu banyak dikeluhkan masyarakat.

“Masyarakat yang menjadi korban akibat kebijakan ngawur ini. Dampak nyata, kami harus mencari jalan memutar untuk bisa sampai ke rumah dari pasar legi,” kata salah seorang warga Jalan RE Martadinata Desa Kepatihan, Jombang, Dwi (29) kepada FaktualNews.co, Rabu (14/3/2018).

Menurutnya, sebelum pemberlakuan SSA ini Dwi hanya membutuhkan waktu 5 menit dari rumahnya menuju ke pasar legi. Namun, pasca penerapan jalan satu arah perjalanan harus ditempuh selama 10-15 menit. Ini karena dia harus melewati jalan kecil tengah perkampungan dari pasar legi.

“Selama tiga hari ini sudah banyak warga maupun pedagang pasar legi yang mengeluhkan kebijakan jalan satu arah di RE Martadinata,” tambah Dwi.

Sementara, warga lain Sriati (40) mengatakan akibat sistem satu arah membuat banyak kendaraan roda dua yang memilih jalan alternatif lewat pemukiman warga. Sehingga jalan yang awalnya sempit dan banyak anak kecil menjadi lebih ramai serta bahaya.

“Sekarang banyak sepeda motor lewat ditengah pemukiman warga, kita was-was karena biasanya banyak anak kecil yang bermain didepan rumah. Lahan bermain anak sudah susah dicari sekarang, sekarang tambah susah lagi karena banyak sepeda motor lewat kampung,” bebernya.

Masyarakat tidak dilibatkan

Dwi menyebutkan, penerapan sistem satu arah di Jalan RE Martadinata ini, kurang sosialisasi dari Dinas Perhubungan (Dishub) Jombang. Karena pemahaman masyarakat Kepatihan sosialisasi yaitu ada pertemuan terbuka antara warga dan pemerintah. Realita dilapangan, dishub tidak pernah mengumpulkan warga.

“Masyarakat sini tidak aneh-aneh, tidak pernah buat keributan dengan pemerintah. Tapi kalau diinjak-injak terus maka lama-lama warga bisa marah juga. Kalau alasannya karena macet, kenapa tidak diderek truk yang sering berhenti di tengah jalan,” tegasnya.

Biang kerok kemacetan di Jalan RE Martadinata

Berdasarkan pantauan FaktualNews.co pada Rabu (14/3/2018), titik kemacetan di Jalan RE Martadinata Kepatihan, Jombang, disebabkan banyaknya truk bongkar muat dibahu jalan dan pengunjung beberapa toko yang parkir sembarangan di sisi kiri kanan jalan. Praktis karena parkir liar tersebut membuat arus lalu lintas macet terutama pada waktu jam sibuk pukul 06.00 – 09.00 WIB.

Beberapa kantong kemacetan yang ditemui FaktualNews.co dilapangan yaitu depan Bakso Mama 2, Toko Besi Rejeki beserta gudangnya, toko makanan Barbar dan toko pakan ternak bernama Lina. Beberapa toko tersebut berada dikiri dan kanan jalan. Sehingga saat bongkar muat barang kemacetan tak bisa dihindarkan.

Dikatakan Sriati, seharusnya pemerintah memilih alternatif melarang mobil dan truk lewat pada jam tertentu. Karena roda empat keatas biang kerok dari kemacetan selama ini.

“Seharusnya yang dilarang itu mobil dan truk saja, sepeda motor kan tidak buat macet. Kasih jam tertentu kapan dilarangnya, kurang kreatif yang buat kebijakan,” sindirnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul