Peristiwa

Polemik Tembok Penghalang Rumah Warga di Kalikatir Mojokerto

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Perangkat Desa Kalikatir menampik kabar adanya keterkaitan pembangunan tembok setinggi 1,5 meter yang menutup akses ke rumah keluarga Sutinah dengan permasalahan pelaporan aktivitas galian pasir dan batu (sirtu) ilegal yang ada di Desa Kalikatir ke polisi.

Hal itu diungkapkan PJ Kepala Desa Kalikatir, Kusnadi saat ditemui FaktualNews.co di kantornya, Rabu (14/3/2018).

Menurut Kusnadi, tidak ada kaitannya antar pembangunan tembok tersebut dengan pelaporan aktivitas galian sirtu ilegal ke polisi.

“Kalau itu tidak ada kaitannya, tidak ada dendam antara perangkat desa dengan keluarga Sutinah atau Sarmin itu,” ucapnya.

Sedikitpun, Kusnadi tidak membenarkan ‘nyanyian’ Sarmin yang selama ini menganggap pembangunan tembok yang menutup jalan masuk ke rumahnya itu.

“Jalan ke rumahnya (Sarmin) itu sebenarnya bukan lewat lapangan, tapi lewat belakang rumahnya yang sekarang ini. Tapi beberapa tahun lalu, jalan belakang rumahnya malah ditembok sendiri, dan dua keluarga yang rumahnya ada di dalam pagar tembok saat ini memilih lewat lapangan,” pungkasnya.

Sebelumnya, akibat adanya tembok setinggi 1,5 meter yang menutup akses keluar masuk rumah almarhum nenek Sutinah yang berada di Dusun/Desa Kalikatir, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Tembok itu dibangun perangkat desa setempat sebagai pagar lapangan bola voli yang berada tepat di depan rumah keluarga Sutinah.

Akibat adanya tembok itu, aktivitas sehari-hari keluarga Sutinah sangat terbatas. Jalan masuk menuju dua rumah milik keluarga Sutinah itu terhalang tembok sehingga keluarga Sutinah tidak bisa leluasa keluar masuk rumahnya.

Beberapa hari lalu tepatnya pada 12 Maret 2018, nenek berusia 60 tahun itu meninggal dunia lantaran sakit. Keluarga Sutinah sempat kebingungan saat hendak mengantarkan Sutinah ke tempat peristirahatan terakhir.

“Tidak ada jalan lain, jalan satu-satunya ya terhalang tembok itu. Ada jalan lain lewat sebelah rumah, tapi lebar jalannya hanya sekitar 60 sentimeter, kanan kirinya ada tembok rumah,” kata Sarmin (48), salah satu anak Sutinah, kepada FaktualNews.co, Rabu (14/3/2018).

Terpaksa, jenazah Sutinah yang sudah berada di keranda itu harus dilompatkan tembok setinggi 1,5 meter itu untuk menuju ke makam desa setempat yang jaraknya tidak jauh dari rumah duka.