Kuliner

Cerita Dibalik Melambungnya Kopi Luwak Wonosalam Jombang

WONOSALAM, FaktualNews.co – Sebelum banyak diburu oleh penikmat kopi luwak khas Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Awalnya pemilik warung Semi Kusriana dengan berbekal pengalaman merantau selama kurang lebih 21 tahun mencoba berbisnis kopi luwak.

Ia nekat menjual kopi luwak ke berbagai penjuru Indonesia. Namun, upayanya saat itu belum banyak membuahkan hasil.

Akhirnya, Semi Kusriana kembali ke kampung halamannya di Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.

Di kampung yang berada di lereng Gunung Anjasmoro ini, dia mengembangkan kopi luwak tanpa putus asa, hingga stok biji kopi yang dihasilkan dari fermentasi perut musang atau luwak mencapai 1 kuintal.

“Waktu itu, kita kesulitan memasarkannya. Harganya juga relatif tidak terjangkau kalangan menengah ke bawah. Makanya, kami kembali ke kampung buka warung kopi luwak,” jelas Semi.

Warung kopi luwak khas Wonosalam Jombang milik bu Semi ini, menyuguhkan seduhan kopi luwak yang memiliki kekhasan daerah lereng Gunung Anjasmoro. Kenikmatan kopi luwak sungguh terasa khasnnya.

Kenikmatan itu makin lengkap dengan harga yang cukup murah Rp 10 ribu ber cangkir kopi luwak.

“Semua proses kita kerjakan sendiri, ada penangkaran luwaknya. Makanya kita jual murah Rp 10 ribu per cangkir kopi luwak,” tambahnya.

Selain menjual kopi luwak seduhan, warung ini juga menyediakan kopi luwak kemasan Rp 10 ribu per 1 ons.

Untuk harga bubuk kopi luwak per kilogramnya sendiri mencapai Rp 1 juta. Harga mahal ini sebanding dengan manfaat dan kenikmatan kopi luwak sendiri.

Melihat dari proses menghasilkannya tergolong gampang-gampang susah. Luwak hewan penghasil satu-satunya kopi luwak adalah hewan yang mudah stress, sehingga tidak dapat ditangkar dan sulit dipelihara. Dan kini hewan nocturnal ini semakin sulit didapatkan dari alam liar, satu ekor luwak saja hargannya bisa jutaan. Dan jika luwak sudah stress dalam pemeliharaan, maka ia harus dilepas, jika tidak ia akan mati.

Semi menuturkan, awalnya dirinya memiliki 10 ekor luwak, yang dibelinya dari pasar hewan di Mojokerto, namun seiring berjalannya waktu sifat hewan yang satu ini mudah stress, ada beberapa yang dilepaskan ada sebagian yang mati.

“Untuk makan kita khususkan biji kopi asli Wonosalam yaitu jenis terbaik kopi Asisa, jika siang kita kasih minum susu dan dua hari sekali kita beri makan daging. Menurut beberapa pendapat orang Kelebihan kopi luwak jika orang yang memiliki penyakit mag, kan tidak boleh mengkonsumsi kopi namun untuk kopi luwak tidak apa-apa. Dan kopi luwak ini tak bikin kembung,” kata pemilik kedai kopi luwak Wonosalam ini.

Kopi luwak khas Wonosalam yang dikembangkan Semi ini sudah menyebar ke beberapa daerah sekitar Jombang, bahkan sudah memiliki pelanggan tetap dari China.

Ingin tahu sensasi kenikmatan pahitnya kopi luwak asli Wonosalam. Anda cukup datang saja ke warung kopi luwak di Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.