FaktualNews.co

Asal Mula Tari Gandong, Kesenian Asli Munjungan Trenggalek

Wisata     Dibaca : 4660 kali Penulis:
Asal Mula Tari Gandong, Kesenian Asli Munjungan Trenggalek
FaktualNews.co/Suparni PB/
Salah satu pewaris tari Gandong, Sukir (66).

TRENGGALEK, FaktualNews.co – Kesenian tari gandong merupakan kesenian asli Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Hingga saat ini kesenian tari gandong tetap terjaga kelestariannya di Desa Bangun, Kecamatan Munjungan.

Tari Gandong terkenal sangat unik, selain para pemain terdiri dari kaum lelaki, pakaian yang dikenakan para pelaku kesenian serba hitam layaknya seorang warok Ponorogo. Namun, tidak mengunakan ikat kepala (udeng) akan tetapi memakai caping gunung khas adat desa.

Alat musiknya tradisional dan sangat sederhana, hanya terdiri dari gendang, gong, angklung dari bambu dan kentongan serta lesung atau tempat menumbuk padi ala zaman dulu.

Salah satu pewaris tari Gandong, Sukir (66) sekaligus sesepuh Desa Bangun mengatakan, kreasi lama tradisi tari Gandong merupakan warisan leluhur dan harus dilestarikan. Tari tersebut mulai dikembangkan pada tahun 1972.

“Kami salah satu pewaris tari Gandong keturunan lima, kemudian dikembangkan dan dilestarikan hingga sampai sekarang. Pada tahun 1985 juga pernah mendapat penghargaan dari Bupati Trenggalek berupa sertifikat,” jelasnya, kepada FaktualNews.co, Sabtu (17/3/2018).

Dipaparkan, asal muasal tari Gandong berawal dari kisah legenda zaman Mataram. Pada saat itu Desa Bangun pernah didatangi seorang prajurit Mataram bernama Panji Asmoro. Dia datang dan menetap, untuk selanjutnya melakukan tapa brata (bertapa).

“Tempat pertapaan sekaligus menjadi pemakaman Panji Asmoro hingga sekarang masih ada di Dusun Parang Desa Bangun yang terkenal dengan nama Andong Puring,” kata Sukir.

Prajurit Mataram Panji Asmoro akhirnya menetap di desa Bangun dan berganti nama menjadi Panji Asmoro Bangun. Sejak itu tari Gandong mulai ada.

Menurut cerita, tari Gandong sebuah tari jogetan yang mengikuti irama yang dibunyikan melalui kentongan dan diikuti gamelan tradisional lain, sehingga menimbulkan suara merdu.

Kentongan dulunya hanya sebuah alat komunikasi untuk mengumpulkan masyarakat. Karena cara membunyikannya sambil berjoget tangan mengikuti irama, tercetuslah tari Gandong sampai sekarang.

“Nama Gandong, berasal dari kentongan digantung dan apa bila dipukul akan bergerak kesana kemari (gandul-gandul) dan akan mengeluarkan suara dong-dong. Dari perpaduan antara gandul-gandul dengan dong, maka dinamakan tari tersebut tari Gadong,” pungkas Sukir. (Suparni PB)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul