FaktualNews.co

Kongkalikong dengan Pengepul

Membongkar “Bau Busuk” Kecurangan AMPS di Pulau Kangean, Sumenep (1)

Peristiwa     Dibaca : 1917 kali Penulis:
Membongkar “Bau Busuk” Kecurangan AMPS di Pulau Kangean, Sumenep (1)
FaktualNews.co/Supanjie/
Deretan drum di APMS Pulau Kangean saat pengisian BBM.

SUMENEP, FaktualNews.co – Melonjaknya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar di wilayah kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang mencapai Rp 10 ribu per botol sejak beberapa bulan terakhir diduga karena adanya permainan oknum pengelola agen Penyuplai Minyak dan Solar (APMS).

Ketua LIPK (Lembaga Independen Pengawas Keuangan), Syaifudin, menuturkan ada dua Agen Penyuplai Minyak dan Solar (APMS) yang diduga melakukan penyimpangan dengan menjual BBM Bersubsidi jenis premimun dan solar lengsung kepada pengusaha (pengepul).

“Mestinya mereka (APMS) menjual BBM langsung kepada konsumen, bukan dijual ke tingkat pengecer. Itu yang menyebabkan harga BBM melambung tinggi sejak beberapa bulan terakhir,” katanya, saat melaporkan temuan kecurangan dua AMPS ke Polres Sumenep, Senin (19/3/2018).

Selain menyebabkan harga melambung tinggi, lanjut Syaifuddin juga menyebabkan terjadinya kekosongan di agen yang ditunjuk secara resmi oleh pertamina itu. “Saat ini harga premium dikalangan pengecer masih Rp 10 ribu per satu botol. Bahkan masyarakat saat hendak ngisi di APMS sering kosong,” jelasnya.

kecurangan AMPS Pulau Kangean-2

Deretan jerigen dan drum di APMS Pulau Kangean saat pengisian BBM. FaktualNews.co/Supanjie/

Kosongnya BBM itu disinyalir karena adanya permainan antara pengelola APMS dengan pengepul dengan patokan harga diatas harga eceran tertinggi (HET).

Bahkan, temuan lain yang membuat pihaknya geram, para pengepul diminta menitipkan sejumlah uang kepada pihak APMS untuk mendapatkan jatah.

“Ini kan sudah tidak beres, kalau bayar di muka, pengepul membayar Rp 1,4 juta, apabila pembayaran saat pengambilan BBM, pengepul harus bayar Rp 1,5-1,6 juta,” bebernya.

Saat ini jumlah pengepul di Pulau Kangean kata Syaufuddin cukup banyak, yakni diatas 10 pengusaha yang mengambil alih pendistribusian BBM secara ilegal. “Tapi yang kami lampirkan hanya dua pengusaha, yang lain menyusul. Kami harap kepolisian serius mengusut laporan ini,” harapnya.

Sementara, Kasubag Humas Polres Sumenep AKP Abd Mukid membenarkan adanya laporan tersebut. Hanya saja belum bisa memberikan pernyataan karena belum menerima laporan dari penyidik.

“Masih diproses, kami belum terima laporannya. Kalau belum menerima apa yang mau disampaikan,” tegasnya, Senin (19/3/2018).

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul