Teknologi

Sistem Mitigasi Bencana Buatan UGM Jadi Rujukan Internasional

SURABAYA, FaktualNews.co – Sistem Peringatan Dini Longsor (LEWS) yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) resmi ditetapkan sebagai rujukan internasional dalam mitigasi bencana oleh Organisasi Standar Internasional (ISO).

Sistem tersebut diterbitkan sebagai ISO 22327. Penyerahan sertifikat ISO ini dilaksanakan di kantor Rapat Pleno ISO Sydney, Australia, baru-baru ini. LEWS sendiri telah diuji cobakan di lebih dari 150 lokasi di Indonesia dan diharapkan dapat memberi manfaat untuk penanggulangan ancaman bahaya longsor di Indonesia.

Tim peneliti LEWS UGM, Teuku Faisal Fathani, Prof. Dwikorita Karnawati dan Dr. Wahyu Wilopo memang mengajukan LEWS untuk bisa dijadikan rujukan dalam sertifikasi internasional. Prof. Teuku Faisal Fathani mengungkapkan semua pihak tentu sangat bersyukur dan bangga atas diakuinya LEWS sebagai standar penanggulangan longsor bertaraf internasional.

“Apa yang kita raih ini merupakan hasil perjuangan panjang, UGM dan BNPB menjadi pemimpin dari ISO 22327 ini,” katanya seperti dilansir dari laman UGM, Rabu (21/3/2018).

UGM dan BNPB serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sudah merancang sistem pemantau longsor sejak 2006 yang terus berkembang hingga sudah terpasang di 30 provinsi di Indonesia dan juga di luar negeri. Sistem ini telah menjadi SNI pada tahun 2014.

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei, hal ini bisa menjadi perwujudan Indonesia sebagai laboratorium bencana dunia. Industri kebencanaan dapat tumbuh dan berkontribusi untuk melindungi masyarakat dari dampak bencana sehingga berdampak positif dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

“Mari menciptakan bumi yang aman dari bencana untuk generasi mendatang,” terangnya