JOMBANG, FaktualNews.co – Pada masa kekinian, bajak sawah menggunakan cara tradisional dengan tenaga sapi atau kerbau makin sulit dijumpai. Apalagi, saat ini keberadaan bajak bertenaga mesin sudah menjamur.
Namun, meski sudah masuk ‘zaman know’ dengan maraknya bajak bertenaga mesin di kalangan petani, bajak sawah dengan bantuan tenaga sapi atau kerbau masih eksis di Dusun/Desa Ngampungan, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Bukan hanya untuk membajak sawahnya sendiri. Membajak sawah dengan bantuan tenaga sapi atau kerbau juga tersedia bagi petani lain yang ingin memanfaatkan jasa bajak sapi.
Adalah Suparno (50), warga Desa Ngampungan yang hingga kini masih bertahan menekuni usaha jasa bajak sawah dengan bantuan tenaga sapi. Maraknya bajak bertenaga mesin, tak membuat usaha jasanya gulung tikar.
Usaha Suparno telah berjalan selama hampir 30 tahun. “Sampai sekarang, Alhamdulillah masih dibutuhkan orang-orang, khususnya untuk sawah yang letaknya di daerah tebing perbukitan seperti ini,” ujarnya.
Bersaing dengan bajak mesin, jasa bajak sapi Suparno masih laku 3 hingga 4 kali dalam seminggu. Pada saat datang musim tanam, orderannya bisa naik dua kali lipat.
“(Ongkos) bayarannya sehari ya kadang Rp90 ribu, kadang ya Rp100 ribu. Tergantung letak sawahnya,” beber Suparno.
Meski kerjanya lebih lambat daripada bajak mesin, adanya bajak sapi masih diminati petani. Hal itu, menurut Suparno, sebab lahan hasil olahan bajak sapi lebih gembur daripada bajak mesin.
“Kata orang-orang, hasilnya lebih baik yang bajak sapi, makanya masih banyak (petani) yang minta,” tutur Suparno.