Kasus Tinggi, LPA Jatim Minta Gerakan Anti Kekerasan Terhadap Anak Digalakkan
SURABAYA, FaktualNews.co – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, menyebut jika kekerasan terhadap anak di Jatim sangat tinggi, terutama masalah hak asuh anak.
“Di kita (laporan yang diterima) justru terkait hak asuh anak. Rebutan anak antara suami-istri yang telah bercerai,” terang Priyono Adi Nugroho selaku Pelaksana Bidang Advokasi LPA Jatim, Rabu (28/3/2018).
Sementara data dari Polda Jatim, kekerasan seksual lebih tinggi daripada kasus kekerasan lain. “Kalau seluruh Indonesia memang kekerasan seksual itu sangat tinggi terhadap anak,” lanjutnya.
Indikator tingginya kasus kekerasan seksual terhadap anak juga bisa dilihat di Lapas anak yang ada di Blitar. Di Lapas itu, hampir separuh lebih penghuninya adalah pelaku kekerasan seksual.
“Lainnya itu ada pencurian, pembunuhan, pengrusakan yang memang pelakunya itu juga anak-anak,” tandas Priyo.
Dari tahun ke tahun pun, penghuni lapas semakin meningkat signifikan.
Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya masalah tersebut, mudahnya akses video asusila dan kurangnya pembinaan dari kedua orang tua terkait kesehatan reproduksi adalah penyebabnya.
“Ada juga yang mengatakan jika makanan cepat saji juga menjadi salah satu pemicu tinggi kekerasan seksual,” imbuhnya.
Pihaknya menghimbau berbagai pihak lebih serius menangani permasalahan yang ada. Bersama-sama membuat gerakan anti kekerasan terhadap anak.
“Yang punya kewajiban kan ada tiga, orang tua atau keluarga, masyarakat dan negara. Sama-sama membuat gerakan anti kekerasan terhadap anak,” kata Priyo.
Negara, dikatakannya berkewajiban melindungi anak Indonesia dengan membuat regulasi, kemudian masyarakat perlu ditanamkan rasa ikut melindungi seperti anak sendiri.
Lalu, orang tua harus memberi perhatian lebih terhadap anaknya dengan menyisihkan waktu luang bersama anak.
“Karena sekarang anak lebih dekat dengan teman dari pada dengan orang tua,” pungkasnya.