Keripik Tempe Rasa Coklat, Karya Fenomenal Duo Srikandi dari Ngawi
NGAWI, FaktualNews.co – Keripik tempe merupakan salah satu makanan khas di bumi orek-orek, sebutan untuk kota Ngawi, Jawa Timur.
Kini, dari Ngawi muncul pula kuliner berbahan kedelai berpaduan dengan coklat yang lagi booming. Makanan itu bernama Keripik Coklat Tempe.
Mendengar nama coklat tempe, memang terdengar aneh di telinga. Bagi yang kali pertama mendengar pun tidak jarang berusaha membayangkan bentuk coklat tempe yang dimaksudkan.
Coklat tempe, bentuknya tidak berbeda dengan coklat pada umumnya. Bedanya, isian coklat yang biasanya berupa kacang mete, almond ataupun kismis, diganti dengan kripik tempe.
Meski berganti isi, coklat tempe ternyata rasanya tidak kalah nikmat. Akhir-akhir ini, banyak dari warga Ngawi maupun luar daerah yang berburu keripik tempe coklat khas Ngawi.
Keripik coklat tempe merupakan hasil olahan duo kakak beradik, Niken Larasati Sekar Panglipuringtyas dan Adinda Sitaresmi Putri Arimurti.
Di tangan dua bersaudara ini, keripik tempe rasa coklat dapat membuat banyak orang kecanduan. Hal tersebut terbukti dengan pesanan yang diterima membludak.
Dalam waktu satu bulan, Niken dan Adinda, sapaan akrab Adinda Sitaresmi Putri Arimurti, harus memproduksi 10 ribu bungkus coklat tempe.
Itu dilakukan guna mencukupi pesanan yang datang dari luar daerah serta dari luar negeri. “Ada pesanan dari Malaysia. Kebetulan ada reseller juga di sana,” jelas Niken, saat ditemui Faktualnews.co.
“Ada yang mengira kalau tempe krispi yang kami pakai itu kacang. Rasanya mirip kacang mente. Cuma lama-kelamaan, rasa tempenya terasa,” tambahnya.
Dengan usaha tersebut, omzet yang diperolah pun mencapai puluhan juta. Hampir 10 ribu bungkus coklat tempe berhasil terjual setiap bulannya. Sementara, setiap bungkus keripik coklat tempe dihargai Rp10 ribu.
Niken dan Adinda pun bangga, sebab usaha mereka tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan sendiri. Tetapi juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
Tetangga sekitar rumahnya direkrut menjadi karyawan. Masing-masing, ditugasi mencampur adonan hingga proses pengemasan. “Kurang lebih ada delapan orang,” ungkapnya.
Kesuksesan menciptakan kreasi coklat tempe, berawal dari tradisi keluarga Niken dan Adinda dalam membuat penganan lebaran. Salah satu bahan kesukaannya adalah coklat.
Coklat batangan dicairkan dan dibentuk menggunakan cetakan Loyang atau biasa disebut coklat praline. Setiap tahun usaha dan model produknya selalu berkembang, mulai dari bentuk hati hingga coklat stik.
“Akhirnya iseng-iseng nyambungain (memadukan) coklat dengan keripik tempe yang kebetulan khasnya Ngawi, sekitar enam bulan lalu,” tambah Adinda.
Untuk menciptakan keripik coklat tempe, keduanya melakukan puluhan kali percobaan. Komposisi coklat dan keripik tempe yang tidak sesuai membuat rasa yang ditimbulkan kurang mantab.
Beberapa kali gagal memadukan rasa dan komposisi, mereka pun akhirnya berhasil menemukan rasa dan komposisi yang pas, dua bulan semenjak masa percobaan. “Katanya rasanya enak. Trus unik gitu,” tutur Niken.
Niken dan Dinda pun makin percaya diri memasarkan produknya. Awalnya dari mulut ke mulut, hingga akhirnya menyebar melalui media social (medsos).
Bahkan, keduanya pun banyak mendapatkan permintaan pasokan ke sejumlah reseller. Tidak hanya di pulau jawa, Kalimantan, Sumatra, Bali hingga yang berada di Malaysia.
Kesuksesan tersebut tidak membuat keduanya puas. Niken dan Adinda masih berinovasi dengan membuat dua variasi rasa lainnya. “Selain yang original, ada yang chocomilk dan Tiramisu,” beber Adinda.