Oleh: Khoyrul Umam Syarif*
Bangsa Indonesia merupakan Negara yang besar, bangsa yang kuat, dan disegani. pencapaian cita-cita ini belum sepenuhnya terpenuhi secara maksimal sejak Negara ini merdeka. Namun upaya untuk perbaikan haruslah selalu melekat pada generasi penerus bangsa, optimisme yang kuat pada anak bangsa dengan semangat nasionalisme harus tetap dilakukan secara sistemetik dan berkelanjutan.
Upaya untuk pembanguan Indonesia se-utuhnya tak lepas dari peran serta generasi di masa yang akan datang atau yang lebih di kenal dengan generasi millennial, mereka adalah salah satu penentu dari pembangunan republic Indonesia.
Kehidupan manusia berawal dari proses yang di bangun secara terus menerus, artinya dari ketiadaan menuju ke sesuatu yang ada dan kembali lagi ke ketiadaan. rajutan ini, pendidikan menjadi skala prioritas solusi perubahannya dalam menjawab tantangan persaingannya, Gibson dalam rethinking the future memandang bahwa perubahan merupakan seraikaian pertemuan dimana peristiwa yang satu boleh jadi akan mengubah, menggantikan, menghancurkan, bahkan mempunyai efek yang mematikan terhadap peristiwa-peristiwa sebelumnya. Sementara itu, dunia mulai lebih kompleks dan ketergantungan tidak bisa di bendung.
Peter senge mengutarakan “memasuki abad k 21, ada tiga kekuatan yang mendorong terlaksananya perubahan terhadap dunia, yaitu perkembangan tekhnologis, arus globalisasi, serta pertumbuhan dan kompleksitas. Bobroknya tatanan ekonomomi Indonesia saat ini, social budaya dan tatanan politik , salah satu faktornya adalah ketidak berdayaan masyarakat dan pemerintah dalam menampung tiga kekuatan ini.” Oleh sebab itu untuk menghindari ketimpangan, penyimpangan, dan ketidakadilan, Dibutuhkanlah pendidikan.
Penyelenggaran pendidikan yang profesional, efektik dan efesien akan cepat membantu peningkatan sumber daya manusia (SDM), jika demikian adanya bangsa indonesia siap bersaing dikancah internasional dan akan sesuai dengan rencana pembangunan pendidikan jangka panjang nasional yaitu, periode 2005-2010; peningkatan kapasitas dan modernisasi, periode 2010-2015; penguatan pelayanan, periode 2015-2020; daya saing regional, periode 2020-2025; daya saing internasional.
Asas penyelenggaraan pendidikan nasional di pandang penting penerapannya mengunakan pendekataan yang humanistic dalam proses pendidikannya, selaras dengan pandangan Ki Hajar Dewantara, ada lima asas pendidikan:
1. Asas kemerdekaan. Memberikan Gerak ruang cukup untuk peserta didik namun tetap dalam aturan, sesuai etika, dan tata nilai.
2. Asas kodrat alam. Proses pendidikan disesuaikan dengan hakikat dan perkembangan kodrat manusia. Setiap peserta didik mempunyai keragaman bakat, sikap, kemampuan, minat, dan kebutuhan yang berbeda-beda.
3. Asas kebudayaan. Proses pendidikan sejatinya harus beradaptasi penuh dengan kebudayaan dan di kembangkan sesuai dengan tuntutan peradaban dan tantangan masa depan.
4. Asas kebangsaan. Pengelolaan dan pembangunan pendidikan Indonesia dilakukan dengan memperhatikan kepentingan dan jati diri bangsa.
5. Asas kemanusiaan. Proses pendidikan dilakukan dengan mengembangkat potensi dan kemampuan anak sejalan dengan hakikat dirinya sebagai manusia.
Transformasi pendidikan yang bersifat kooperatif terhadap segenap kemampuan peserta didik menuju proses berpikir yang lebih bebas dan kreatif berimplikasi pada potensi setiap individu dan akan memiliki arah, tujuan, yang transparan sehingga mereka bisa keluar dari kemelut dan problematika internal ataupun ekternal yang di hadapi oleh pendidikan.
Pendidikan yang bermutu akan menjadi solusi sehat untuk Indonesia bermartabat adil dan makmur, Jerome S. Arcoro dalam bukunya pendidikan berbasis mutu terdapat 4 komponen dalam pencapaian mutu pendidikan pertama prihal komitmen untuk berubah kedua memahami serta mengenali lokus untuk menerapkan focus, ketiga harus memimilik masadepan yang jelas, keempat memiliki rencana untuk mengimplementasikan mutu yang kita miliki.
Harapannya, generasi hari ini mampu bersaing di kancah internasional dan bisa mewarnai perkembangan global sehingga bangsa ini menjadi panutan di masa yang akan datang.
*) Penulis merupakan Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Islam Malang (Unisma)