FaktualNews.co

Dibalik Ide ‘Gila’ Satpol PP Jombang Relokasi PKL di Atas Saluran Air

Peristiwa     Dibaca : 1068 kali Penulis:
Dibalik Ide ‘Gila’ Satpol PP Jombang Relokasi PKL di Atas Saluran Air
FaktualNews.co/Elok Fauriah/
PKL es degan di sepanjang jalan Gus Dur, Jombang.

JOMBANG, FaktualNews.co – Tim OPSI P2PK5 (Tim Operasi Solusi Penataan dan Penetertiban PK5) yang dipandegani Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menelurkan ide ‘gila’ untuk merelokasi PKL di atas saluran air.

Relokasi itu untuk para pedagang es degan yang mangkal di sepanjang Jalan Gus Dur, atau tepatnya di depan Kampus Universitas Darul Ulum (Undar) dan GOR Merdeka. Opsi ini muncul setelah Satpol PP diintruksikan untuk ‘mengusir’ para PKL yang berjualan di lokasi tersebut.

Kabid Trantib Satpol PP Ali Arifin, menuturkan ada alasan lain dibalik munculnya ide gila tersebut. Yakni tidak adanya tempat relokasi permanen yang disiapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, dalam hal ini Tim PK Lima.

“Diakui saja, memang sampai saat ini tidak ada upaya untuk melakukan relokasi ke tempat yang permanen,” tuturnya saat berbincang dengan FaktualNews.co, beberapa waktu lalu.

Selama ini, Satpol PP dibuat tak berkutik saat hendak melakukan penertiban PKL di lokasi lain. Para penegak Perda ini acap kali mendapat ‘tamparan keras’ dari para ‘pejuang ekonomi’ pinggiran ini.

Lantaran, Satpol PP tak mampu membendung dan melarang PKL di Jalan Gus Dur untuk tidak mangkal di sepanjang jalur kawasan tertib lalu lintas itu. Sehingga, PKL di lokasi lain kerap melawan saat diingatkan petugas.

“Jujur saja, Satpol PP Jombang tidak berdaya ketika menertibkan PKL dimana-mana. Alasannya klasik. PKL di lokasi lain selalu mengatakan kenapa mereka dilarang jualan, sementara PKL di Jalan Gus Dur, masih boleh?. Itu serangan telak bagi kami selaku penegak ketertiban,” tuturnya.

Ditambah lagi, para PKL dan Satpol PP harus kongkalikong dengan para juri atau tim penilai Adipura. Lagi-lagi para PKL ‘dipaksa’ untuk tidak berjualan saat Tim Penilai Adipura melakukan pengecekan ke Kota Santri.

“Selama ini memang seperti itu. Kalau ada tim penilai Adipura, pasti ada surat edaran agar kami tidak berjualan. Biasanya sehari sebelumnya, surat edaran itu sudah kita terima. Ya mau gimana lagi, tidak ya kami tidak berjualan,” sambung salah seroang PKL.

Sebab, jika tidak para PKL ini dipastikan akan diangkut oleh Satpol PP. Mereka pun akhirnya memilih tidak berjualan untuk satu hingga dua hari. Kendati, kebutuhan dapur harus tetap dipenuhi agar keluarga bisa makan.

“Kalau nekat biasanya langsung diangkut. Dari pada rombongnya diangkut, mending tidak berjualan sementara. Soalnya, pasti dimarahi sama petugas,” paparnya.

Sementara itu, sumber terpercaya FaktualNews.co menyebutkan, adanya kongkalikong antara Satpol PP dengan PKL dalam ‘menghadapi’ Tim Penilai Adipura ini benar adanya. Bahkan, para pejabat dan instansi terkait pun harus membuat grup untuk melakukan komunikasi secara khusus.

“Bahkan sampai membuat grup khusus di aplikasi WhatsApp. Kalau ada Tim Penilaian Adipura datang, di grup itu komunikasinya. Bahkan disitu (dalam grup) ada kepala-kepala OPD juga,” tutur sumber, sembari menyebutkan instansi-instansi terkait.

Yakni Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Satpol PP, serta OPD lainnya yang berkaitan dengan penilaian Adipura.

“Jadi itu sudah menjadi ‘tradisi’. Misalnya Tim Penilai ada di Jalan Gus Dur, jarak 200 meter di depannya sudah ada petugas juga yang membersihkan, jadi semacam tim sapu ranjau. Dengan begitu saat Tim Penilai melintas, kondisinya sudah bersih,” jelasnya.

Pengakuan PKL ini pun diamini Ali Arifin. Ia tak menampik, selama ini Satpol PP dan PKL selalu bekerjasama dengan PKL dalam menghadapi Tim Penilai Adipura. Lantaran masih buruknya penataan PKL di Kota Santri.

Maka itu, Ali berharap, ide untuk merelokasi sementara PKL di atas saluran air di Jalan Gus Dur, Jombang itu bisa diwujudkan. Sembari Pemkab Jombang menyiapkan tempat dan strategi untuk memindahkan para PKL ini ke tempat yang lebih tepat.

“Karena relokasi itu tidak hanya memindahkan saja, tapi juga harus ada upaya untuk meramaikan tempat relokasi itu. Nah, ini yang membutuhkan waktu dan strategi yang pas, agar pasca relokasi omset dan penghasilan PKL ini tidak berkurang, namun justru bertambah,” pungkasnya.(Elok Fauriah)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin