FaktualNews.co

Ansor Pamekasan Dukung Sikap Pimpinan Wilayah Laporkan Sukmawati

Peristiwa     Dibaca : 1293 kali Penulis:
Ansor Pamekasan Dukung Sikap Pimpinan Wilayah Laporkan Sukmawati
FaktualNews.co/Istimewa/
Ketua PC GP Ansor Pemekasan, Fathorrahman

PAMEKASAN, FaktualNews.co – Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Pamekasan, mendukung sikap PW GP Ansor Jawa Timur yang melaporkan Sukmawati Soekarno Putri ke Polda Jatim atas puisi yang dibacakannya beberapa waktu lalu.

Ketua PC GP Ansor Pemekasan, Fathorrahman menyampaikan rasa kekecewaannya atas konten puisi yang dibacakan oleh Sukmawati. Pihaknya menilai puisi Sukmawati terlalu tendesius dan terkesan membenturkan kebudayaan Indonesia dan Islam.

“Padahal Bung Karno telah berhasil menggabungkan budaya Indonesia dengan ajaran Islam melalui Pancasila,” katanya, Rabu (4/4/2018).

Dikatakan Fathor, puisi Sukmawati telah melukai hati ummat Islam dan berpotensi mengoyak semangat ke Bhinnekaan Bangsa Indonesia yang akhir-akhir ini sedang mengalami ujian.

“Kami mendukung langkah PWNU (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama) Jawa Timur yang telah melaporkan Sukmawati ke Polda Jatim melalui Ansor,” katanya.

Fathor berharap, Polri bisa segera mengambil langkah dan sikap yang tegas serta segera memproses agar situasi masyarakat indonesia tetap kondusif dan aman.

“Kader Ansor tetap tenang dan tidak terprovokasi. Kami yakin aparat penegak hukum akan bekerja profesional,” pungkasnya.

Sebelumnya. Pada, Selasa (03/04/2018) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur melalui badan otonom yaitu Anshor melaporakan Sukmawati Soekarnoputri ke Polda terkait puisi yang dibacakan dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018. lantaran puisi yang dibacakannya tersebut dianggap tidak menghormati agama Islam.

Diberitakan sebelumnya, puisi berjudul ‘Ibu Indonesia’, karya Sukmawati Soekarno Putri yang dibacakan saat acara 29 tahun Anne Avantie Berkarya di Jakarta, berbuah laporan polisi.

Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Timur, pada Selasa (3/4/2018), mengadukan tindakan adik presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarno Putri itu ke SPKT Polda Jatim karena dianggap melecehkan agama Islam.

“Kami sebagai wakil Nahdlatul Ulama menindaklanjuti pernyataan sikap dari PWNU (Jatim) tadi siang, terkait dengan adanya keresahan masyarakat, adanya kegaduhan di masyarakat, tentang penyampaian puisi dari mbak Sukmawati,” kata Ketua PW GP Ansor Jatim, Rudi Tri Wahid.

PWNU Jawa Timur, sebelumnya telah membuat pernyataan yang menyayangkan sikap Sukmawati Soekarno Putri. Puisi Sukmawati dinilai sebagai bentuk tidak menghormati agama Islam karena menabrak idiom-idiom dalam Islam seperti cadar, syariat islam dan azan.

“Kita tindaklanjuti sebagai bentuk khidmat kita kepada PWNU, bentuknya laporan atau pengaduan. Nanti dikategorikan yang mana, kita serahkan kepada pihak kepolisian,” lanjut Rudi saat ditemui di depan kantor SPKT Polda Jatim.

Berikut puisi Sukmawati Soekarno Putri yang menimbulkan polemik.

Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i