Soal Bangunan Liar di Atas Saluran Air, Risma Lebih Tegas Ketimbang Pjs Bupati Jombang
JOMBANG, FaktualNews.co – Kritik pedas atas kebijakan Pjs Bupati Jombang, Setiajit dalam menindak bangunan liar di atas saluran air, tak hanya keluar dari kalangan aktivis. Seakan tak mau ketinggalan, warganet pun mengutarakan unek-uneknya.
Bahkan, netizen juga membandingkan kinerja Pjs Setiajit dalam menangani maraknya bangunan liar di atas saluran air dengan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Kritik itu disampaikan pemilik akun Facebook Tris Jaya saat menanggapi postingan berita FaktualNews.co di grup Facebook Wong Jomber (Jombang Bersatu).
“Iku moso bu Risma wes di bongkar (Itu jika lawan Bu Risma sudah di bongkar),” tulisnya dalam bahasa jawa.
Memang, Wali Kota Surabaya itu sangat tegas kepada para pelanggar Perda. Sepanjang 2018 saja, Risma hampir setiap bulan membongkar bangunan baik itu berupa bangunan yang menutup saluran air. Apalagi, bangunan tersebut tak berizin alias bodong.
Seperti pada Rabu 7 Februari 2018 lalu. Wali Kota perempuan ini turun langsung ke kawasan Karang Empat Surabaya untuk memimpin langsung pembongkaran beton yang menutup saluran air. Setelah Risma mendapatkan kabar adanya genangan air yang disebabkan oleh bangunan liar yang menutup saluran air tersebut.
Memang, langkah yang dilakukan Risma dalam menanggapi banyaknya bangunan liar di atas saluran air ini berbeda dengan Pjs Bupati Jombang Setiajit. Hingga kini, Pjs Setiajit masih belum mengambil langkah apapun terkait dengan merebaknya bangunan liar di atas saluran air Kota Santri.
Tak hanya pemilik akun Facebook Tris Jaya, netizen lain juga mengungkapkan sindiran terhadap Satpol PP Jombang. Korp Penegak Perda itu dinilai tak memiliki keberanian untuk membongkar salah satu jembatan milik pribadi warga yang jelas-jelas melanggar aturan.
“Satpol pp gk wani Bongkar bangunane H.rifa’i. Wkwkwk..,” tulis pemilik akun Dian Inblack juga di kolom komentar.
Tentunya ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemkab Jombang. Bisa jadi, masyarakat Kota Santri kian acuh dengan pemerintahnya. Tak hanya itu, bencana banjir yang setiap tahun terjadi saat musim penghujan, sepertinya benar-benar akan menjadi ‘tradisi’ hingga kelak, karena kian maraknya bangunan liar di atas saluran air.(Elok Fauriah)