JAKARTA, FaktualNews.co – Ketua DPP Hanura, Ahmad Nawardi menanggapi serangan partai Gerindra yang menyebut aksi bagi-bagi sembako oleh Presiden Joko Widodo tidak mencerminkan pendidikan politik yang baik. Menurut Nawardi, partai opisisi saat ini sedang panik menghadapi Pilpres 2019, hingga kerap memainkan isu ‘sampah’ untuk menciptakan persepsi buruk publik terhadap Presiden Joko Widodo.
“Partai oposisi sebetulnya sedang dihantui kegagalan dalam kontestasi Pilpres 2014 silam. Akibat trauma politik ini, oposisi sibuk mencari isu murahan untuk menyerang Presiden Jokowi. Tapi publik sudah cerdas, sehingga diserang dengan isu apapun Presiden Jokowi tingkat elektabilitas dan akseptabilitas dalam rilis sejumlah lembaga survei selalu dominan dari tokoh kelompok oposisi,” kata Nawardi di Jakarta, Selasa, (10/04/2018).
Menurut Nawardi, kegiatan bagi-bagi sembako yang dilakukan Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja ke berbagai daerah merupakan sesuatu yang wajar. Sehingga tidak perlu dipolitisasi. “Lebih jauh diungkapkan, bagi-bagi sembako oleh Presiden Jokowi, jika dimaknai secara lebih cerdas, merupakan potret keberpihakan terhadap rakyat kecil. Apalagi tradisi baik ini sudah dilakukan presiden sejak tahun 2016, yang bertujuan untuk mengurangi beban ekonomi rakyat kecil dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Tapi bagi oposisi, menurut Nawardi, niat baik presiden dijadikan komoditas politik murahan.
Oposisi menurut Nawardi sedang berjuang mencari muka untuk mendapatkan simpati publik. “Coba bayangkan, Presiden Jokowi mendapatkan serangan politik bertubi-tubi, mulai dari antek asing, pendukung komunis, sampai persoalan utang luar negeri. Tuduhan ini sengaja dimainkan lawan politik untuk meruntuhkan citra Presiden Jokowi. Apalagi berkaitan dengan bagi bagi sembako bukan hanya terjadi sekarang, tapi juga terjadi di pemerintahan sebelumnya,” ulasnya.
Pria kelahiran Madura ini juga meyakini, serangan terhadap Presiden Jokowi yang dipelopori kelompok oposisi, merupakan bagian dari upaya politik untuk menaikkan elektabilitas Prabowo Subianto, sebagai tokoh yang paling berpotensi menjadi lawan Jokowi dalam Pilpres 2019. “Kelompok oposisi terutama Gerindra dan PKS sedang berpacu dengan waktu untuk mengejar ketertinggalan elektabilitas Prabowo terhadap Jokowi. Sehingga kinerja pemerintah selalu dilihat sebagai sesuatu yang an sich. Wajar jika mereka lebih sibuk untuk menjelekkan pemerintah dengan berbagai isu sehingga mengakibatkan kekacauan di masyarakat,” pungkas Nawardi.
Sebagaimana diketahui, anggota DPR Fraksi Gerindra Rachel Maryam menyatakan sikap jika aksi bagi-bagi sembako oleh Presiden Joko WIdodo disetiap kunjungan kerjanya tidak mencerminkan pendidikan politik yang baik. Begitu juga dengan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang menyayangkan aksi Jokowi bagi-bagi sembako, yang menurutnya bukan tindakan bijak.