FaktualNews.co

PSID Jombang: Eksistensi, Jatidiri dan Harapan Prestasi

Bola     Dibaca : 2000 kali Penulis:
PSID Jombang: Eksistensi, Jatidiri dan Harapan Prestasi

JOMBANG, FaktualNews.co – PSID Jombang adalah satu tim dalam deretan 10 klub tertua di Jawa Timur. Klub berlatar belakang tim perserikatan ini berdiri pada tahun 1953 dengan nama Persatuan Sepakbola Indonesia Djoembang.

Puluhan tahun eksis di persepakbolaan nasional, tak banyak yang bisa menunjukkan catatan prestasinya. PSID Jombang hanya menjadi tim pupuk bawang di kancah sepakbola nasional. Ada, namun seolah tiada.

Hingga 6 dasawarsa eksistensinya di kancah sepakbola nasional, laskar Kebo Kicak, julukan PSID Jombang, lebih sering tampil atau langgan di kasta terendah dalam strata terendah sepakbola nasional.

Konon, PSID Jombang pernah menjadi pernah menjadi klub yang disegani di Jawa Timur, pada era 70 – 80-an. Prestasi demi prestasi PSID mulai ditorehkan. Itu terjadi saat Kabupaten Jombang dipimpin oleh Bupati R. Soedirman.

Dalam buku Biografi Para Bupati Jombang yang terbit tahun 2010, pada masa kepemimpinan Bupati R. Soedirman nama PSID cukup diperhitungkan. Pada kurun waktu 1977, PSID sedikit demi sedikit melebarkan kepiawaian permainan di lapangan hijau dengan mengalahkan hampir seluruh tim yang dimiliki Jawa Timur kecuali Persebaya yang merupakan tim papan atas.

Prestasi ini akhirnya yang mengantarkan PSID bersama Persebaya melawat ke Denpasar menghadapi tim-tim wilayah timur, antara lain; Persatuan Sepakbola Denpasar (Perseden) dan Perselobar atau Persatuan Sepakbola Lombok Barat.

sejarah PSID Jombang dari masa ke masa

Infografis: Sejarah PSID Jombang dari Masa ke Masa

Pada masa itu, Bupati Jombang serius menjadikan PSID Jombang sebagai ikon sepakbola kota santri. Keseriusan Bupati R. Soedirman untuk menjadikan sepakbola sebagai ikon Jombang, antara lain ditempuh melalui perekrutan para pemain tidak hanya internal Kabupaten Jombang, melainkan juga merekrut pemain dari kabupaten-kabupaten lain.

“Bahkan tidak jarang ia sebagai ketua umum PSID, terjun langsung ke lapangan mendampingi proses latihan,” demikian tertulis dalam buku Biografi Para Bupati Jombang.

Pernah dalam suatu peristiwa saat pertandingan PSID melawan kesebelasan pemerintah daerah Kabupaten Ponorogo, Bupati R. Soedirman mengeluarkan darah akibat hantaman batu penonton yang beringas menyaksikan tim kesebalasan mereka dikalahkan PSID Jombang.

Itu adalah sekelumit cerita tentang perjalanan dan prestasi PSID Jombang di masa lalu. Pasca era Bupati R Soedirman, hampir tak ada lagi catatan yang bisa dicari.

PSID Jombang pernah menghiasi pemberitaan sejumlah media massa. Sayangnya, bukan prestasi di lapangan hijau yang membuat laskar Kebo Kicak terkenal. PSID Jombang ‘tiba-tiba terkenal’ karena pengurusnya terlibat dalam skandal korupsi.

Kasus korupsi ‘mampir’ ke kantor klub sepak bola kebanggaan kota santri. Ketua PSID Jombang periode tahun 2008-2010, Lukman Oesin dan Sekretarisnya, Haryono, terjerat dalam kasus korupsi. Nasib keduanya berakhir di balik jeruji besi.

Dua orang itu diputus bersalah karena terbukti melakukan korupsi dana hibah yang diberikan Pemkab Jombang. Kerugian negara kala itu, senilai ratusan juta yang bersumber dari dana hibah APBD 2008 dan 2009.

Berdasarkan rilis Indonesian Coruption Watch (ICW), pada 22 Juli 2010, PSID Jombang masuk dalam jajaran 18 klub di Indonesia yang pernah bermasalah dalam pengelolaan dana hibah APBD.

Skandal korupsi yang membelit PSID Jombang, menjadi ironi di tengah seretnya prestasi laskar Kebo Kicak. Pasca kasus itu, PSID Jombang juga kian redup.

geliat psid jombang di jagad sepak bola indonesia

Infografis: Masalah finansial masih menjadi faktor utama PSID Jombang dalam mengarungi laga sepak bola di Indonesia. (FaktualNews/Dani Setyanto)

Bagi pecinta bola, prestasi tim sepakbola adalah jatidiri. Tak heran, kalangan suporter pun menuntut kepedulian pemerintah daerah terhadap nasib PSID Jombang.

Dalam dua tahun terakhir, geliat sepakbola di kota santri ditandai dengan sejumlah gelaran aksi demonstrasi oleh suporter fanatik PSID Jombang, yang dikenal dengan sebutan Jomber.

Para suporter menyuarakan adanya perubahan di dalam manajemen PSID Jombang. Para suporter juga menginginkan agar klub milik kota santri bisa berprestasi di kancah nasional.

Kondisi terkini, PSID Jombang juga belum lepas dari ironi. Di tengah harapan dan tuntutan prestasi, laskar Kebo Kicak ‘hanya’ dibekali dengan Rp22,5 juta untuk mengarungi kompetisi Liga 3 Jatim 2018.

Kalangan pecinta dan pemerhati bola berharap, manajemen bisa mencurahkan improvisasinya guna mengangkat prestasi PSID Jombang. Masalah finansial, diharapkan tidak ‘hanya’ tergantung pada bantuan pemerintah.

Ketua DPRD Jombang, Joko Triono mengungkapkan, jika hanya menggantungkan bantuan pemerintah lewat APBD, diyakini tak bakal banyak membantu PSID Jombang.

“Improvisasi maksudnya, tidak harus anggaran dari APBD. Tetapi bagaimana PSID harus mencari donatur atau investor yang mengerti bagaimana cara untuk memajukan sepakbola di Jombang,” jelasnya.

Salah satu anggota Jomber, Bayu Anggara (25), berharap manajemen PSID Jombang tidak tergantung dana dari APBD. Menurutnya, potensi pendanaan dari sektor swasta juga perlu digali untuk membiayai PSID Jombang.

“Manajemen perlu untuk meningkatkan program dan prestasi tim. Manajemen juga perlu untuk meningkatkan daya tarik PSID terhadap sponsor maupun masyarakat Jombang,” ujarnya.

Ketua PSID Jombang, Haji Juliono tidak ingin memasang target diatas batas kemampuan tim. Dalam 5 tahun kedepan, PSID Jombang diharapkan sudah mentas dari kasta Liga 3.

Infografis PSID Haus Prestasi

Misi PSID Jombang bangkit dari Liga terendah Indonesia. Infografis/Sarep/

“Kita tidak mau muluk-muluk memasang target, cukup lolos di liga tiga saja dulu,” kata Juliono, saat dikonfirmasi FaktualNews.co, Jumat, 13 April 2018.

Dalam keterangan sebelumnya, Juliono tidak menampik jika faktor ketersediaan dana juga menjadi faktor penting. “Kalau tidak ada dana, kita juga sulit meraih prestasi maksimal,” ujarnya.

Juliono menyatakan, PSID Jombang memang selalu lekat dengan masalah keterbatasan finansial. Namun, hal itu tak menghalangi tekadnya bersama jajaran pengurus, manajemen, pelatih dan pemain untuk mempersembahkan prestasi yang lebih baik dari sebelumnya.

Harapan agar PSID Jombang berprestasi seyogyanya bukan sekedar mimpi. Laskar Kebo Kicak, sudah saatnya ‘berbicara’ di pentas sepakbola nasional, meski saat ini masih dirundung masalah finansial.

 

Tim Redaksi Republik Besut:
Muhammad Syafi’i
Elok Fauriya
Beny Hendro

Foto/Infografis:
Syaiful Arif
Luhur W
Dany S

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i