SURABAYA, FaktualNews.co – Aktivitas seksual dengan saling bertukar pasangan yang dilakukan pada satu tempat atau swinger merupakan perilaku seks menyimpang. Bagi masyarakat timur, pelaku dianggap punya kelainan jiwa.
Untuk memastikan kemungkinan psikologis pelaku terganggu, jajaran Kepolisan Daerah (Polda) Jawa Timur memutuskan untuk memeriksa keenam pelaku Swinger yang ditangkap di sebuah hotel Malang, Sabtu 14 April 2018 lalu.
“Dilakukan pemeriksaan oleh psikiater rumah sakit Bhayangkara Polda Jatim untuk mengetahui kondisi kejiwaan, apakah ada peristiwa masa lalu yang mengakibatkan pelaku berbuat seperti itu,” ujar Kasubdit Renakta Direskrimum Polda Jatim AKBP Yudhistira Midyawan, Selasa (17/4/2018).
Pihaknya juga mengaku, akan terus mengembangkan kasus yang pertama kali terungkap itu. Karena kuat dugaan ada pelaku utama dari komunitas yang lain.
“Ini adalah fenomena gunung es, jelas dari setiap pelaku swinger itu juga melakukan hal serupa kepada pasangan lain. Ini kan semacam kelainan fantasi seksual yang sama, senang melihat pasangannya bermain dengan orang lain dan berulang-ulang,” lanjutnya.
Setiap istri dari pasangan Swinger seperti yang dikatakan Yudhi, mengaku takut ditinggal menikah lagi jika dirinya enggan menuruti hasrat seksual menyimpang suaminya. Pengakuan ini juga bisa menjadi hal memberatkan untuk menjerat pelaku.
“Tapi masih perlu kita dalami lagi, apakah ini benar. Makanya kita tunggu hasil tes psikologinya. Kita tahu hukuman bagi pelaku asusila seperti ini sangat ringan,” tandasnya.
Pelaku yang memenuhi unsur pidana dalam kasus kali ini juga hanya satu orang. Sementara sisanya kemungkinan bebas dan hanya sebatas saksi.
Untuk diketahui, kasus ini terungkap setelah tim unit asusila Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Jatim membuntuti delapan pasangan yang diduga akan menggelar pesta sex. Sempat, para pelaku mencari hotel di wilayah Tretes Pandaan Pasuruan, tapi kamar tidak ada yang kosong.
Kemudian mereka bergerak menuju ke Malang dan menemukan kamar yang nantinya sebagai lokasi penggerebekan. Karena kamar sempit, lima pasangan memutuskan kembali pulang dan tersisa tiga pasangan.
“Kunci serep tidak ada, terpaksa kita dobrak pintu kamar dan mereka ditemukan dalam kondisi tanpa pakaian,” tutupnya.
Dari penelusuran FaktualNews.co, pelaku berasal dari berbagai macam kalangan profesi dan berasal dari keluarga menengah keatas. Anggota komunitas yang dikendalikan Tri Harso Djoko ini juga diketahui berasal dari berbagai daerah hingga luar Jawa Timur.