NGAWI, FaktualNews.co – Alas srigati atau yang dikenal dengan alas Ketonggo yang terletak 12 Km arah selatan kota Ngawi merupakan tempat bersejarah menurut dari legendanya.
Hal tersebut nampak dari keyakinan masyarakat Jawa bahwa Alas Ketonggo ini merupakan salah satu dari alas angker atau ‘wingit’ di tanah Jawa.
Terbukti dengan banyaknya situs situs yang menjadi jujukan para peziarah yang berkunjung di wilayah alas Ketonggo.
Menurut Yadiman (68) salah satu juru kunci yang ditemui FaktualNews pada Sabtu (21/04/2018) menjelaskan asal muasal dari alas Srigati. “Kepercayaanya, di tempat ini terdapat kerajaan makhluk halus,” jelasnya.
Eyang Srigati adalah Priyagung, seorang begawan dari Benua Hindia yang datang ketanah jawa. Dialah yang menurunkan Kerajaan-kerajaan di Indonesia mulai dari Pajajaran, Majapahit, Mataram dan seterusnya.
Semua kisah Spiritual tertuang di Punden Srigati yang terdapat di desa Babadan Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi.
Dan didalam areal Srigati atau dikenal dengan alas Ketonggo ini juga terdapat situs Bung Karno (Presiden RI pertama).
Menurut warga setempat situs Bung karno yang dikenal dengan Pesanggrahan Soekarno juga menjadi salah satu jujukan bagi peziarah yang datang pada waktu tertentu.
Situs tersebut awalnya hanya berbentuk sebuah batu. Karena seringnya dikunjungi peziarah menurut warga setempat selanjutnya dibangun semacam pendopo yang dipergunakan untuk berkumpul bagi peziarah yang datang.
“Biasanya pada bulan suro diadakan semacam upacara dari keraton solo,” urai Mbah Yadiman juru kunci yang berada di areal Srigati.
Masih menurut kepercayaan dari warga maupun juru kunci yang ada bahwa menurut cerita Presiden RI pertama tersebut sebelum kemerdekaan mampir ke Srigati untuk berdoa. Akan tetapi cerita yang berkembang tersebut tidak ada saksi yang melihat benar tidaknya Bung Karno berdoa sebelum kemerdekaan di areal Srigati tersebut.
Setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya sejumlah tokoh tua Ngawi menyepakati titik di mana Bung Karno bersemedi di Ketonggo itu dijadikan Pesanggrahan Soekarno. Dibanding Pesanggrahan Srigati, Pesanggrahan Soekarno terlihat lebih sederhana. Hanya ada lima tonggak yang menopang bilik kecil beratap asbes yang tanpa dinding itu. Di tengahnya ada beberapa batu. Dan didepan selalu terpasang bendera merah putih.
Yang pasti di areal hutan milik Perhutani tersebut memang banyak situs atau peninggalan yang menjadi tujuan para peziarah untuk sekedar berdoa.