JOMBANG, FaktualNews.co – Bisnis postitusi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, masih cukup eksis. Hingga kini, massih banyak wanita yang memilih sebagai pekerja seks komersial (PSK). Parahnya, para pelakunya pun mulai siswa SMA, mahasiswa hingga ibu rumah tangga.
Maraknya bisnis esek-esek di Kota Santri ini, selain dengan beroprasinya hotel short time, juga tak lepas dari banyaknya sejumlah tempat karaoke serta penginapan murah berkedok rumah kos. Banyak para penjaja seks yang memilih menggunakan tempat kost bertarif harian ini untuk menjalankan bisnisnya.
Seperti yang diungkapkan Melati, salah satu wanita panggilan (WP) yang berstatus sebagai mahasiswi di Kabupaten Jombang ini. Wanita berusia 20 tahun ini mengaku kerap menggunakan rumah kos short time ini saat melayani para pria hidung belang yang menggunakan jasanya.
“Sejak lama saya memang melakukan kegiatan di situ, karena selain murah, juga tidak harus menunjukan kartu identitas. Selain itu juga lebih aman,” kata wanita yang sudah dua setahun lebih menekuni ‘pekerjaan’ sebagai PSK ini, Selasa (24/4/2018).
Untuk menginap di rumah kos short time ini pun cukup mudah. Para PSK yang sudah menjadi langganan, tinggal datang bersama pasangannya ke pemilik kos. Tanpa banyak tanya, mereka pun akan mendapatkan kunci kamar laiknya saat memesan kamar ‘hotel’.
“Tarifnya sehari Rp 100 ribu. Fasilitasnya hanya satu buah kasur, cermin, sama kipas angin. Kamar mandi di luar, tidak di dalam. Ada juga yang menggunakan AC, tapi tidak di sini, di wilayah Jombang Kota,” imbuhnya.
Menurut Melati, keberadaan rumah kos short time ini memang menjadi rujukan para mahasiswa yang nyambi menjadi PSK. Biasanya mereka lebih memilih kencan di lokasi tersebut lantaran lebih murah dari pada menyewa kamar hotel.
“Kalau di hotel, minimal Rp 250 ribu permalam. Selain itu juga harus pakai KTP. Hotel di Jombang juga nggak aman sekarang, karena sering dirazia sama petugas,” papar wanita berkulit putih ini.
Sementara dari penelusuran FaktualNews.co, rumah kos short time ini memang mulai menjamur di Kabupaten Jombang. Seperti di wilayah kecamatan Jombang Kota, Diwek, Peteronga, Mojoagung, serta di Kecamatan Ploso. Harganya pun bervareatif, mulai dari Rp 100 ribu perhari hingga Rp 250 ribu. Tergantung dengan fasilitas yang disediakan.
Salah seorang pemilik rumah kos menuturkan, ia sengaja menyewakan kamar kos miliknya dengan sistem short time. Karena hasil yang didapat lebih banyak ketimbang sistem bulanan.
“Seharinya Rp 100 ribu. Fasilitas seadanya. Kasur sepring bed bawah, dan kipas angin,” tutur T pemilik penginapan short time ini.
Ia pun tak menampik jika rumah kos yang disewakannya tersebut acap kali menjadi langganan para remaja. Namun ia menampik jika, mereka yang datang merupakan wanita panggilan bersama dengan para pelanggannya.
“Yang datang ke sini itu wisatawan yang berkunjung ke Jombang, misalnya ziarah dan lain sebagainya. Memang mereka muda-muda, tapi ada juga yang sudah ibu-ibu rumah tangga,” kelit wanita berusia 46 tahun itu.