SURABAYA, FaktualNews.co – Sirkuit Pantai Ria Kenjeran Surabaya, semalaman jadi tempat ajang Kejurprov drag race dan Kejuaraan umum drag bike putaran final yang di motori Surabaya Drag Community (SDC), Sabtu (28/4/2018).
Dalam SDC Drag Race 2018 seri 4 itu, ada 19 kelas yang dipertarungkan, diikuti 202 starter atau mobil dengan 190 nama peserta. Sedangkan untuk Drag Bike 2018, sekitar 385 motor yang dilagakan, mereka datang dari berbagai kota di Jawa Timur. Data ini disampaikan Boy Nugroho, pelaksana SDC saat ditemui disela acara.
Karena adu balap, sistem penentuan pemenang oleh panitia dilakukan dengan cara sederhana. Yaitu berdasar kecepatan laju kendaraan. “Kita akan ada hasil waktu, siapa tercepat ya itu yang menang,” kata Boy singkat.
Semakin kecil waktu tempuh peserta mencapai garis finish, maka, semakin besar pula peluang untuk menang, ini berlaku bagi kelas sporting. Sedangkan kelas bracket sesuai pantauan media ini, berlaku sistem poin. Setiap starter sedapat mungkin mencapai garis finish selama waktu bracket yang ditentukan.
Misal bracket 10 detik, agar menang pebalap harus memacu kendaraan hingga finish selama rentang waktu diatas 10 detik, makin mendekati, makin berpeluang menang, juara pertama mendapat 25 poin dan diakumulasi pada setiap putaran. Jika dibawah 10 detik, justru peluang menang semakin tipis. Itu mengapa konsistensi mengemudi dibutuhkan dalam olahraga otomotif jenis ini.
Dari 19 kelas, ada 8 kelas bracket yang dipertarungkan, bracket 11.5 detik, 11 detik, 10.5 detik, 8 detik, 10 detik, 9 detik, 8 detik, 9.5 detik dan 12 detik dengan panjang lintasan 201 meter.
Di akhir pertandingan seri ini, team racing Al Faatih keluar sebagai juara umum kelas bracket. Sang pebalap, Imam Al Faatih berkali-kali naik podium menerima trophy dari penyelenggara untuk kelas bracket 12 detik, 10.5 detik dan 10 detik. Pada race keenam kelas bracket 10 detik, team racing asal Surabaya ini menempati posisi ketiga dengan raihan waktu 10.030 detik.
Sementara, pada race 12 kelas bracket 12 detik, pebalap nomor 49 ini juga harus puas pada posisi yang sama. Ia berhasil mencapai finish dalam waktu 12.400 detik mengalahkan pebalap Angelo pradana dari team Bully Mojokerto dengan waktu raihan yang sama. Perolehan ini sedikit menurun bila dibandingkan pada gelaran sebelumnya beberapa waktu lalu, Imam sempat mendapat poin sempurna pada kelas bracket 11.5 detik.
Sejak balapan seri pertama di tahun ini, dirinya mengaku telah melakukan persiapan serius dengan mengganti mesin dan melakukan cek kondisi spare part kendaraan sedan taxi merah andalannya itu, “Kemarin setelah putaran pertama, saya sempat mengganti throttle body baru kendaraan saya, agar lebih kenceng,” katanya.
“Tadi terlalu nggandol, ban terlalu nyakot jadi harus diganti,” lanjut Imam sebelum memulai balapan di race berikutnya.
Pada race ini, capaian maksimal juga belum diraih Imam setelah kendaraannya mengalami misgear selama balapan. Itu salah satu penyebab tim merah ini hanya puas berada di tiga besar balapan seri ini.
Menurut Imam ini adalah raihan pertama pada seri tahun 2018, dan biasanya poin sempurna selalu diperolehnya di setiap kejuaraan sehingga acapkali ia keluar sebagai juara. Melalui wawancara singkat dengan pebalap sedan jenis Toyota Vios berplat F 44 TIH tersebut, diperoleh informasi bahwa sepanjang kejuaraan drag race yang pernah ia ikuti, Imam pernah menyabet juara bergengsi.
Tahun lalu, ia menyabet juara pertama di kelas bracket 12 detik yang diadakan di Kenjeran Surabaya, lalu keluar sebagai juara 3 besar di berbagai event bertaraf nasional.
Pada kesempatan ini, timnya juga mendapat penghargaan sebagai tim paling solid dan bedrop paling semarak. Benar saja, tempatnya terlihat paling mewah bila dibandingkan tim lain.