SURABAYA, FaktualNews.co – Keberadaan hotel Amaris yang berada di dekat Gedung Negara Grahadi Surabaya, dinilai mengancam keselamatan Gubernur Jawa Timur dan keluarga serta para tamu negara.
Berbagai kesepakatan agar tidak merugikan salah satu pihakpun dilakukan bersama pemerintah, baik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) dengan pihak hotel.
Pemilik gedung akhirnya diminta memasang perangkat keamanan tambahan di jendela atau akses keluar ruangan yang posisinya berhadapan langsung dengan objek negara tersebut. Seperti disampaikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Budi Santosa, perangkat itu berupa baja dengan ketebalan tertentu.
“Pihak Amaris sudah mengantisipasi dengan pemasangan baja,” singkat Budi.
Tetapi, belakangan pemasangan baja tidak sesuai dengan kesepakatan. Pihak Pemprov menilai masih adanya celah sehingga membahayakan penghuni gedung Grahadi maupun tamu negara melalui hotel Amaris.
“Karena kami lihat masih belum aman, ada yang minta itu tidak usah dipasang baja. Tetapi ditutup total,” lanjutnya.
Sementara saat dikonfirmasi, terkait dengan hal itu, pihak hotel Amaris enggan berkomentar. Saat redaksi FaktualNews.co mendatangi hotel tersebut pada Senin (30/4/2018) kemarin pimpinan proyek yang diketahui bernama Sukiran tidak bersedia memberikan klarifikasi.
Melalui tenaga keamanan yang berada di lokasi proyek, Sukiran justru meminta jurnalis FaktualNews.co menemui pihak ketiga yang tidak berkaitan dengan pembangunan gedung hotel tersebut.
“Maaf, tadi sudah kita koordinasikan kepada pimpinan proyek bahwa beliaunya tidak bisa menemui,” kata salah seorang security yang ditemui di lokasi pembangunan hotel Amaris.
Polemik hotel Amaris yang dibangun berdekatan dengan gedung negara Grahadi di jalan Gubernur Suryo Surabaya mulai mencuat pada awal bulan Oktober 2017 lalu.
Pemkot Surabaya selaku pihak yang mengeluarkan izin pembangunan gedung kemudian berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Timur selaku pemilik kepentingan yang bertanggung jawab terhadap keamanan Grahadi.
Berbagai kesepakatan pun dilakukan, akhirnya hotel Amaris diminta menutup jendela kamar hotel yang posisinya berhadapan langsung dengan Grahadi. Penutupan menggunakan baja dengan ketebalan tertentu.
Pihak hotel menilai, permasalahan telah selesai dengan keputusan tersebut. Namun, belakangan persoalan ini kembali mencuat usai dinas Pemprov terkait mengkroscek ke lapangan dan masih ditemukan celah gangguan keamanan terhadap Grahadi.