Peristiwa

Cara Warga Korban Lumpur Lapindo, Sidoarjo Merawat Tradisi Jelang Ramadan

SIDAOARJO, FaktualNews.co – Dusun Babatan Besuki, Desa Besuki, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang sudah lama tak berpenghuni mendadak ramai, pagi tadi, Kamis (10/5/2018).

Dusun ini merupakan salah satu kawasan yang terendam lumpur panas Lapindo 12 tahun silam. Pasca itu, seluruh warganya telah pindah ke berbagai tempat.

Kendati demikian, warga yang dulu tinggal di kampung itu tetap berusaha menguri-nguri budaya peninggalan leluhur mereka. Yakni menggelar doa bersama menjelang datangnya bulan Ramadan.

Mereka yang sudah pindah ke Pasuruan, Bangil, Porong, Krembung, Tanggulangin, Candi dan sejumlah wilayah Sidoarjo lainnya, datang dan berkumpul di Babatan Besuki untuk melakoni ritual tahunan di sana, Kamis (10/5/2018).

“Saya benar-benar terharu. Meski sudah berpencar ke berbagai daerah, warga tetap menjalin silaturahmi dan tetap melaksanakan tradisi rutin yang dilakukan setiap tahun menjelang ramadhan ini,” kata Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin yang turut hadir dalam acara tersebut.

Bersama ratusan warga Cak Nur, panggilan Nur Ahmad Syaifuddin, terlihat khusuk mengikuti doa bersama dan tayskuran yang digelar di komplek Makam Dusun Babatan Besuki yang sudah terendam lumpur lapindo sejak 12 tahun lalu.

Selain kegiatan positif menyambut bulan puasa, Cak Nur menilai acara doa bersama dan tasyakuran ini juga menjadi tempat reuni warga dusun Babatan Besuki.

“Selain mengunjungi makam leluhur untuk berdoa, warga juga rela jauh-jauh datang demi bertemu rekan dan saudara yang dulu pernah tinggal sekampung. Ini luar biasa,” lanjutnya.

Dari kejadian ini hubungan silaturahmi warga semakin kuat meski tempat tinggal tidak lagi berdekatan. “Iya, ini jadi ajang temu kangen warga setelah lama berpisah setelah kampung dan tempat tinggal kami terendam lumpur,” ungkap Sutikno, tokoh masyarakat Desa Besuki yang juga hadir pada kegiatan ini.

Sejumlah warga juga masih sangat terharu ketika mengingat bagaimana tempat tinggal mereka hilang tertimbun lumpur panas. Tanah kelahiran mereka hilang akibat peristiwa itu.

“Selalu sedih setiap kali mengingat itu. Tanah kelahiran kami hilang, kampung tertimbun lumpur, saudara dan kerabat terpisah jauh lantaran berpindah ke berbagai daerah,” sambung dia.

Karena itu, mantan Kades Besuki tersebut berpesan kepada warga supaya tetap merawat makam leluhur desa dan kelurga desa Besuki. Termasuk nguri-nguri tradisi doa bersama sambil berkumpul agar tali silaturahmi tetap terjaga antarwarga.