SURABAYA, FaktualNews.co – Terduga pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, merupakan satu keluarga ayah, ibu dan 4 orang anak-anak, dua diantara masih begitu belia.
Keenam terduga pelaku yakni, Dita Supriyanto (47), Puji Kuswati (43), YF (18), FH (16), FS (12) dan FR (9).
Masyarakat yang mengetahui hal ini banyak yang tak menyangka, orang tua tega mengajak buah hatinya menjadi “pengantin” bom bunuh diri di Surabaya.
Kisah dibalik keluarga terduga pelaku bom bunuh diri yang tinggal di kawasan Wonorejo, Rungkut, Surabaya tersebut membuat publik penasaran.
Dilansir dari Sripoku.com berdasarkan laman Facebook sang istri, ternyata Dita terlebih dahulu memberikan doktrin kepada istrinya.
Beberapa bukti tersebut terekam dari jejak digital sosial media pelaku pemboman di Gereja Diponegoro, Surabaya.
Sang istri banyak menuliskan soal kalimat-kalimat penuh makna yang tampak sarat dengan kehidupan.
Hal itu terlihat dari beberapa postingan istrinya soal kehidupan setelah mati.
Benar saja, ketika istri sudah terpengaruh Dita dengan mudah mempengaruhi anaknya.
Pada akhirnya, para anak-anak Dita dan Puji tentu saja menuruti semua yang dijadikan pedoman oleh kedua orang tuanya.
Puji terakhir mengunggah di akun Facebook-nya pada 2014 lalu.
Menilik rekam jejak di beranda Facebook-nya, Puji juga pernah menulis beberapa status soal kehidupan.
Terlebih, ia sering menuliskan status soal nasihat berbau islami, dan membahas soal kehidupan setelah kematian, diantaranya:
“Kesulitan di dunia tidak ada apa apanya dibandingkan kesulitan di negeri akherat. Yang memudahkan kita adalah kedekatan kita dengan ALLAH.”
“Selalu mengigat ALLAH dan hari esok harus lebih baik. itulah moto bujang kecilku. Smg ALLAH menguatkanmu nak…”
“Banyak orang baik tapi kebaikanya hanya untuk dirinya sendiri bukan untuk ALLAH”
“Tidak diciptakan dua hati dalam satu wadah. Dan telah ditetapkan bahwa konsumsi hati adalah nilai nilai kebenaran dari ALLAH, jadi jika hati(qolbu) diberikan konsumsi selain nilai nilai kebenaran dr ALLAH maka ia akan bocor, tergoncang dan akhirnya rusak. Raih cinta dari ALLAH dg memberi konsumsi qolbu yg benar.”
Di salah satu postingan, terlihat potret Puji diduga bersama putra-putrinya.
Sosok keluarga dalam foto tersebut sama dengan foto yang dirilis polisi.
Postingan status terakhirnya bertuliskan soal kucing.
Status yang juga ditulis tahun 2014 tersebut disertai foto dua kucing di dalam kandang.
“Kucing emak dan kucing anak berbagi pindang tanpa bertengkar…. Pinter ya… He..he… Siapa yg suka bertengkar berebut makanan???”
Rangkaian aksi teror ledakan bom terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, dalam 24 jam terakhir.
Pada Minggu (13/5/2018) pagi, ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya, yaitu di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna pada Minggu (13/5/2018).
Ledakan di tiga gereja ini menewaskan 14 korban, 6 orang diantaranya terduga pelaku dan 43 orang mengalami luka-luka.
Kemudian, ledakan juga terjadi di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (14/5/2018) dinihari. 3 orang meninggal yang kesemuanya terduga pelaku serta 2 orang anak menjadi korban luka-luka yang kini tengah menjalani perawatan.
Terbaru, ledakan bom juga terjadi di Mapolrestabes Surabaya pada Senin (14/5/2018) pagi. Puluhan polisi mengalami luka-luka.
Berita ini sebelumnya sudah tayang dalam Sripoku.com dengan Judul: Merinding! Ternyata Ini Cara Puji Kuswati Rayu 4 Anaknya Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri, Pantes Tergiur