JOMBANG, FaktualNews.co – Aliansi Warga Kota Santri menggelar aksi keprihatinan terhadap korban ledakan bom di gereja Surabaya, Jawa Timur pada, Minggu (13/5/2018) di halaman kantor Lakpesdam NU Kabupaten Jombang, Senin (14/5/2018).
Menurut Kordinator Jaringan Islam Antidiskriminasi (JIAD), Aan Anshori, aksi tersebut merupakan bentuk dorongan kepada pemerintah, untuk segera mengambil tindakan tegas dalam memberantas terorisme di wilayah NKRI ini.
“Kami warga seluruh rakyat Indonesia, bersama dengan pemerintah mendorong pemerintah untuk berkomitmen mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan agar supaya tidak ada lagi korban teroris,” kata dia.
“Pasca pembubaran HTI, sel-sel tidur terorisme di Indonesia semakin kuat dan menunjukkan jati dirinya. Inti terlihat seperti menantang bangsa Indonesia,” tutur Aan.
Pria berkacamata ini menegaskan, kepada Presiden Joko Widodo, jika selama ini Undang-Undang terorisme yang dianggap dapat menyelamatkan seluruh warga Indonesia. Maka sebaiknya segera untuk mengambil tindakan dalam menyikapi terorisme tersebut.
“Pak Jokowi mau sampai berapa lagi korban dan pengeboman ini,” ujar Aan.
Namun sebaliknya jika selama ini masyarakat dan pemerintah hanya diam, maka dalam kurun waktu tahun 2030 mendatang, ia memastikan seluruh masyarakat akan habis ditangan para teroris.
“Indonesia harus diselamatkan, sebab kalau tidak bisa jadi sebelum tahun 2030 negara ini bubar jika kita tidak menambil langkah apapun terhadap terorisme,” pungkas aktifis GUSDURian ini.